Denpasar (ANTARA News) - Steven pelari asal Kenya, Afrika Selatan berhasil pertama menyentuh garis finish pada ajang lomba lari "Sunrise Running" yang diselenggarakan Organisasi Masyarakat Pemuda Bali Bersatu di kawasan Pulau Serangan, Kota Denpasar, Bali, Minggu.

Peserta lomba lari yang mencapai 700 orang tersebut, sejak bendera start dikibaskan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra didampingi Ketua Harian Ormas PBB Made Muliawan Arya, semua pelari dengan kencangnya melewati rute yang telah ditentukan panitia.

Lomba lari "Sunrise Running" yang baru pertama digelar tersebut menempuh jarah enam kilometer diikuti pelari lokal, nasional hingga internasional. Namun dalam hitungan tidak lebih dari 30 menit, pelari asal Kenya pertama kali tiba di garis finish.

"Saya senang mengikuti kegiatan lomba lari. Saya sudah beberapa kali mengikuti kejuaraan semacam ini. Saya ikut lomba tidak saja di Indonesia, tetapi beberapa kali di negara lain di dunia. Begitu juga prestasi sudah banyak kali menjadi juara pertama," kata Steven.

Ia mengatakan kegiatan lomba lari sangat baik untuk memperkenalkan (promosikan) daerah. Terlebih di Indonesia, khususnya Bali kegiatan ini sangat dinanti-nanti peserta dari luar negeri.

"Karena dengan mengikuti kegiatan lomba lari, mereka juga sekaligus bisa berwisata ke daerah yang menyelenggarakan perlombaan lari," ujar Steven menambahkan.

Sementara itu, Panitia Lomba "Sunrise Running", Gede Risky Pramana mengatakan kegiatan lari yang pertama kali ini diselenggarakan serangkaian dengan perayaaan HUT Ke-15 Organisasi Masyarakat Pemuda Bali Bersatu (Ormas PBB).

Risky mengatakan sampai saat ini sudah tercatat 700 orang peserta ikutserta dalam lomba lari yang digelar di kawasan "Pulau Penyu" tersebut.

"Saat ini sebanyak 700 pelari yang mendaftar. Selain pelari lokal dan nasional, sejumlah pelari internasional juga akan ikutserta, seperti pelari Nigeria, Mozambik (Afrika), Australia, dan pelari dari Jerman," ujarnya.

Risky Pramana menjelaskan, selain dari kalangan atlet dan komunitas lari di Pulau Dewata, lomba lari ini juga diikuti peserta dari instansi pemerintah, dari unsur organisasi masyarakat, serta para pelajar dan mahasiswa.

"Lomba lari tersebut menempuh jarak enam kilometer menyusuri Pulau Serangan akan dimulai pada pukul 06.00 Wita dan diakhiri dengan pengundian "doorprise" (undian), serta acara penutupan seluruh rangkaian kegiatan HUT Ke-15 Ormas PP," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Harian Ormas PBB, Made Muliawan Arya yang akrab disapa De Gadjah mengatakan ide lomba lari "Sunrise Running" ini sudah muncul sekitar dua tahun lalu.

"Ide ini muncul setelah melihat fenomena banyaknya aktivitas lomba lari di Bali seperti Sunset Run, Colur Run, dan lomba lari lainnya. Kegiatan ini juga mampu menaikkan kunjungan pariwisata, karena selain berlibur mereka juga mengisi kegiatan olahraga," kata De Gadjah.

Ia mengatakan kegiatan olahraga lari sudah menjadi "life style" atau gaya hidup masyarakat, antusias warga masyarakat terhadap kegiatan lari ini juga semakin tinggi, sehingga timbul ide untuk membuat lomba lari tersebut.

"Sambil lari bisa lihat sunrise (matahari terbit). Kami akan buat ini sebagai agenda tahunan, sebagai "trademark" Ormas PBB yang identik dengan kegiatan olahraga, sosial kemasyarakatan dan wadah pemersatu semua pemuda," ujarnya.

Begitu juga, Wali Kota Denpasar Rai Dharmawijaya Mantra mendukung adanya kegiatan lomba lari di Denpasar, karena akan lebih dikenal tidak saja dengan objek wisatanya, tapi Denpasar juga bisa dikenal lewat ajang lomba lari.

"Saya mendukung kegiatan olahraga semacam ini. Karena bagian dari memasyarakatkan olahraga agar masyarakat tetap sehat jasmani dan rohani. Saya berharap olahraga ini terus berkesinambungan," katanya.

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017