Bantul (ANTARA News) - Kepolisian Sektor Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, belum dapat memastikan dari mana asal balon udara yang ditemukan di pekarangan rumah warga Dusun Kedungrejo Desa Wonolelo kecamatan setempat.

Kepala Polsek Pleret AKP Sumanto di Bantul, Rabu, mengatakan hingga saat ini belum dapat memastikan dari mana balon udara berukuran besar yang ditemukan warga Kedungrejo Wonolelo pada Selasa (4/7) sekitar pukul 17.30 WIB.

Namun demikian, kata dia, pihaknya meyakini asal balon udara tersebut tidak dari wilayah Pleret dan sekitarnya, sebab tidak ada tradisi menyalakan balon udara di Pleret saat perayaan Lebaran, sehingga perkiraannya berasal dari luar DIY.

"Tetapi ini perlu diwaspadai, karena temuan ini baru pertama di wilayah Bantul. Karena bisa mengganggu terutama penerbangan," katanya yang juga membenarkan beberapa waktu lalu balon udara juga ditemukan di wilayah DIY.

Menurut Kapolsek, balon udara berukuran besar memang menjadi permasalahan serius, sebab baru-baru ini pihak Lanud Adisutjipto merilis temuan balon udara yang disebut-sebut mengganggu para pilot saat menerbangkan pesawat di udara.

Balon udara yang ditemukan tersebut memang berukuran besar dengan diameter rangka satu meter, lebar empat meter dan panjang empat meter. Kemudian rangka terbuat dari bambu yang dililit dengan plastik bening sebagai badan balon.

Untuk menghubungkan antara plastik satu dengan lain digunakan selotip warna coklat, sedangkan tempat sumbunya dibuat dari kawat. "Perkiraan bahan bakarnya api, terlihat dari plastik yang menghitam terkena asap," kata Kapolsek Pleret.

Sementara itu, Dukuh Kedungrejo Sugiyono mengatakan, pada Selasa (4/7) sekitar pukul 17.30 WIB salah satu warganya Winardi Harjo (66) melaporkan ada balon udara jatuh dan tergeletak di pekarangan rumahnya.

Warga tersebut panik karena baru pertama kali melihat balon udara dengan ukuran sebesar itu, dan kemudian balon tersebut dibawa ke rumah Kepala Dukuh. "Langsung lapor ke FPRB (Forum Penananggulangan Risiko Bencana) dan Bhabin," katanya.

Sugiyono mengatakan, setelah penemuan balon udara dilaporkan, Bhabinkamtibmas Desa Wonolelo langsung mendatangi rumahnya untuk mengecek temuan tersebut dan menyarankan untuk menyimpan balon udara.

"Dari bhabinkamtibmas menyarankan agar disimpan dan tidak diumumkan kepada warga lain. Khawatir dilihat anak-anak dan ditiru, kan bahaya," katanya.

Ia mengatakan, sebab di Pedukuhan Kedungrejo terdapat jaringan sutet atau jalur aliran listrik yang berbahaya jika terkena api ataupun gas untuk menerbangkan balon udara itu. Selain itu balon udara dapat berbahaya jika jatuh di rumah warga.

Pewarta: Heri Sidik
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017