... biasanya ASN yang meminta jabatan kepada atasannya...
Mukomuko, Bengkulu (ANTARA News) - Biasanya banyak orang mengejar jabatan dengan banyak cara. Namun sejumlah pejabat eselon III di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menggundurkan diri karena tidak siap menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

"Alasan mereka mundur karena tidak siap saja dalam menjalankan tugas yang diberikan," kata Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Syafkani, di Mukomuko, Sabtu.

Pejabat eselon III di lingkungan pemerintah setempat yang menggundurkan diri itu, yakni Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Suwarto, Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar Warsito, Kabid Farmasi dan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan setempat Khairul Saleh.

Kemudian, dua orang Kabag Umum sekretariat pemerintah daerah setempat, yakni Heri Prasetyono dan Sardi.

Ia menyatakan, pihaknya telah menunjuk pelaksana tugas dan mengangkat aparatur sipil negara yang memenuhi persyaratan menduduki jabatan itu.

Pemerintah daerah setempat baru beberapa hari ini menetapkan pelaksana tugas pejabat bagian umum karena pejabat di salah satu bagian di sekretariat pemerintah setempat tersebut menggundurkan diri.

"Kami sudah menetapkan Sunandi, Kabag Ekonomi dan Penanaman Modal merangkap sebagai pelaksana tugas pejabat bagian umum," ujarnya.

Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Mukomuko, Ali Saftaini, mempertanyakan alasan pejabat-pejabat itu mengundurkan diri karena biasanya ASN yang meminta jabatan kepada atasannya.

Ia menilai, tidak ada rasa kebanggaan lagi dalam diri ASN memegang suatu jabatan. Ada sesuatu yang membuat dia berpikir lebih berat atau terlalu berisiko menerima amanah itu.

Ia mengatakan, dalam waktu dekat ini lembaga ini akan menggelar dengar pendapat dengan seluruh organisasi perangkat daerah menyangkut serapan anggaran, termasuk penyebab banyaknya pejabat mundur.

Menurut dia, sekarang ini opini yang terbangun pasti ada apa-apanya. Karena orang dikasih amanah tidak mau.

Pewarta: Ferri Arianto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017