Jakarta (ANTARA News) - Seorang pembesar militer AS dalam operasi merebut Mosul dari ISIS, Brigjen Robert Sofge, mengungkapkan perang merebut kembali Mosul dari ISIS bukan perang modern seperti dibayangkan orang-orang.

"Pertempuran di Mosul ini tidak seperti militer modern mana pun yang terjadi di masa kita. Anda mesti kembali ke Perang Dunia Kedua untuk mendapatkan apa-apa yang bahkan menyerupainya," kata Sofke seperti dikutip AFP.

Untuk itulah Sofge merasa pasukan Irak sangat layak berpesta pora merayakan kemenangan mereka di Mosul.

"Mereka pantas merayakannya, bangga dan merasan berhasil yang bisa dirasakan sebuah pasukan militer," sambung Sofge.

Akhir bulan lalu Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi, di Twitter, mendeklarasikan bahwa "kita tengah menyaksikan akhir riwayat ISIS".

Pernyataan itu dia sampaikan setelah pasukan Irak merebut kembali Masjid Jami al-Nuri di Mosul dan menara Al-Hadba.

Dari masjid itulah pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi memproklamasikan khilafahnya pada 2014.  ISIS lalu meledakkan dua bangunan monumental itu pada 22 Juni. Abadi menyebut tindakan ISIS ini sebagai pernyataan kalah perang.

Di Mosul, pasukan Irak serentak berselfie ria dengan mengacungkan tanda kemenangan "V" di samping bendera hitam ISIS, demikian AFP.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017