Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memerkirakan defisit transaksi berjalan di triwulan II 2017 (April-Juni) akan sebesar dua persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Jumlah itu meningkat sekitar 100 basis poin dari triwulan I 2017 (Januari-Maret) yang sebesar satu persen dari PDB atau sebesar 2,4 miliar dolar AS.

"Defisit di triwulan I 0,99 persen PDB, di triwulan dua kira-kira dua persen, namun sepanjang tahun akan di bawah 1,9 persen," ujar Agus di Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Senin malam.

Dibandingkan tahun ke tahun, jika perkiraan BI presisi maka defisit transaksi berjalan akan lebih baik, mengingat pada triwulan II 2016 tahun lalu, defisit melebar menjadi 4,8 miliar dolar AS atau 2,2 persen dari PDB.

Agus belum mengungkapkan penyebab melebarnya defisit transaksi berjalan pada paruh kedua tahun ini dibanding triwulan I 2017.

Namun dia meyakini, pada triwulan III dan IV 2017, defisit transaksi berjalan akan mereda sehingga pada akhir tahun defisit akan mengendur menjadi 1,8-1,9 persen PDB atau masih di ksiaran 2016 yang sebesar 1,8 persen PDB atau 16,3 miliar dolar AS.

"Akhir tahun akan menurun di kisaran 1,8-1,9 persen PDB," ujar dia.

Di hadapan anggota Komisi XI DPR, Agus mengatakan pada triwulan I 2017, defisit transaksi berjalan banyak disebabkan oleh mengalirnya pendapatan primer ke luar negeri karena pembayaran bunga surat utang pemerintah dan juga pembayaran dividen. Di triwulan I 2017, defisit neraca pendapatan primer sebesar 7,5 miliar dolar AS.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017