Kediri (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menginginkan agar cerita Panji bisa dikemas menjadi ekstra kurikuler wajib di sekolah, sebagai bagian dari penguatan pendidikan karakter berbangsa.

"Saya sarankan cerita Panji menjadi ekstra kurikuler wajib untuk para siswa di sekitar Kediri, sehingga jangan sampai anak-anak didik yang dari Kediri tidak tahu di daerahnya ada kekayaan budaya yang luar biasa," katanya saat menghadiri Pekan Budaya dan Pariwisata serta Festival Panji Nasional 2017 di kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Minggu.

Ia mengatakan, cerita Panji adalah salah satu peninggalan kekayaan budaya yang luar biasa. Cerita Panji ini merupakan karya cipta simbol pertama kebnagkitan sastra lisan di Jawa Timur, sebagai wilayah kerajaan besar yang menyatukan Nusantara.

"Cerita Panji ini berasal dari sastra Jawa yang kemudian tersebar luas, hingga terdapat dalam berbagai sastra, misalnya sastra Bali, sastra Melayu," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, dari sudut tertentu, bahkan cerita Panji bisa bersaing dua karya lainnya, yaitu Mahabarata serta Ramayana yang penyebarannya beriringan dengan penyebaran agama Hindu di Jawa, sehingga cerita Panji menjadi alternatif produk seniman Jawa masa itu di antara dua karya lainnya. Terlebih lagi, ternyata cerita Panji bukan hanya tersebar di Jawa, melainkan hingga Asia Tenggara.

Ia mengaku sangat mendukung serta mengapresiasi beragam kegiatan kebudayaan yang bertujuan tetap melestarikan sejarah. Dengan itu, cerita ini bisa terus dilestarikan, sehingga generasi muda pun juga bisa tahu.

Ia pun teringat saat usianya masih kecil, sering diceritakan kisah berseri tentnag Panji Laras. Kisah itu pun sebagai pendorong untuk mengaji, sehingga dirinya pun hapal beberapa seri di kisah Panji Laras tesrebut.

"Atas nama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, saya sangat mendukung dan mengapresiasi atas prakarsa Pemkab Kediri, Pemprov Jatim, untuk melestarikan khazanah budaya lama dan jadi kebanggan turun temurun," katanya.

Lebih lanjut, Mendikbud juga mengatakan pemerintah saat ini telah membuat UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. UU itu menjadi titik tolak untuk melangkah lebih jauh dan membangun kebudayaan di Indonesia. Selama ini, Indonesia belum punya, sehingga dengan UU baru itu bisa sebagai upaya memajukan kebudayaan di Indonesia.

Ia pun mengingatkan pentingnya kebudayaan, dimana dalam pendidikan, kebudayaan menjadi fondasi. Budaya menjadi salah satu kekayaan dunia. Hal ini juga sesuai dengan arah pembangunan nasional kebudayaan di Indonesia, yang menekankan penguatan jati diri dan karakter bangsa, dimana karakter bangsa harus dbangun sungguh-sungguh dan pembangunan karakter bangsa harus merupakan usaha sadar, terarah, sistematis, agar karakter mencerminkan jati diri, sifat perilaku yang dilandasi nilai luhur.

"Setiap pembagunan harus pikirkan keterkaitan dan dampaknya dalam pendidikan karakter, sehingga dapat diharapkan karakter yang terbentuk nantinya akan mengarah ke hal positif, jati diri dan karakter bangsa bisa dirasakan dampaknya. Jika baik, akan terasa dalam kehidupan berbangsa dan sehari-hari," ujar dia.

Ia juga berharap, beragam pendidikan terutama terkait dengan karakter bangsa, nilai luhur yang merupakan warisan nenek moyang tetap dilestarikan, demi kemajuan bangsa.

Dalam acara Pekan Budaya dan Pariwisata serta Festival Panji Nasional 2017 tersebut, digelar pada 16-22 Juli 2017 di kawasan SLG Kabupaten Kediri. Selain itu, juga terdapat pameran yang diikuti instansi pemerintah, perusahaan swasta, lembaga keuangan dan perbankan, pelaku UMKM, maupun industri jasa keuangan dan pariwisata.

Di kegiatan tersebut, juga digelar parade mobil hias. Setiap mobil hias juga dihias sesuai dengan tema kebudayaan, misalnya Sri Tanjung, Joko Kendhil, Ande-ande Lumut, Adipati Panjer, dan beragam tema lainnya. Kendaraan itu melaju dari kawasan SLG ke Pemkab Kediri.

Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko dan Asmaul Chusna
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017