Kami tidak bisa menurunkan kualitas penilaian. Fakultas Kedokteran tidak hanya diawasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, tapi juga Kementerian Kesehatan,"
Mataram (ANTARA News) - Lulusan pondok pesantren di Nusa Tenggara Barat masih kesulitan untuk bisa masuk sebagai mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram karena ketatnya persaingan dengan alumni sekolah umum.

Rektor Universitas Mataram (Unram) Prof Sunarpi, di Mataram, Selasa, mengatakan dari jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2017, tak ada satupun dari pondok pesantren yang lulus di Fakultas Kedokteran.

"Kami berikan kesempatan melalui tes mandiri yang digelar hari ini. Semoga ada yang lulus," katanya.

Ia mengatakan, lulusan pondok pesantren yang bisa masuk Fakultas Kedokteran Unram akan mendapatkan beasiswa penuh dari Pemerintah Provinsi NTB mulai dari masuk kuliah hingga wisuda.

Pemprov NTB menyiapkan dana APBD setiap tahun untuk lima orang lulusan pondok pesantren yang mengenyam pendidikan sebagai calon dokter.

"Tapi dalam tiga tahun ini tidak ada satupun mahasiswa Fakultas Kedokteran dari lulusan pondok pesantren," ujarnya.

Menurut dia, untuk bisa bersaing dan lulus tes menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Unram memang dituntut untuk memiliki kemampuan di bidang ilmu pengetahuan alam yang kuat.

Pihaknya juga tidak berani menurunkan kualitas sistem penjaringan untuk mengakomodasi lulusan pondok pesantren. Sebab dunia kedokteran menyangkut nyawa manusia.

"Kami tidak bisa menurunkan kualitas penilaian. Fakultas Kedokteran tidak hanya diawasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, tapi juga Kementerian Kesehatan," ucapnya.

Kepala Bagian Akademik dan Kerja Sama Unram H Zainal Abidin, menyebutkan jumlah pendaftar tes mandiri yang memilih Fakultas Kedokteran sebanyak 600 orang, sedangkan yang akan diterima hanya 22 orang.

Sebelumnya, sudah ada calon mahasiswa baru yang diterima melalui jalur SNMPTN sebesar 30 persen dan jalur SBMPTN 40 persen dari kuota 80 kursi mahasiswa baru tahun 2017.

Dari seluruh pendaftar tes mandiri, kata dia, belum diketahui apakah ada yang berasal dari pondok pesantren di NTB, atau bahkan tidak ada sama sekali.

"Yang pasti, peserta tes mandiri Fakultas Kedokteran peminatnya juga relatif banyak dari luar NTB, terutama dari Pulau Jawa, meskipun tidak pernah sama sekali ke Mataram," katanya.

Pewarta: Awaludin
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017