Magelang (ANTARA News) - Pameran seni rupa "Seribu Satu Misteri Borobudur" sebagai ruang bebas seniman melakukan eksplorasi Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah menjadi suatu karya seni. "Kita harapkan ini menjadi ruang berekspresi secara bebas bagi seniman, dalam mengeksplorasi Borobudur menjadi karya seni terbaik," kata Panitia Pameran "Seribu Satu Misteri Borobudur" Yogi Setyawan di Magelang, Sabtu. Pameran seni rupa yang di Pendopo Pondok Tingal, sekitar 500 timur Candi Borobudur itu berlangsung 26 Mei 2007 hingga 4 Juni 2007. Sekitar 200 seniman dari dalam dan luar negeri mengikuti pameran tersebut. Seniman dari luar negeri yang mengikuti ajang yang digelar Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) itu antara lain dari Jerman, Belanda, Kanada, Polandia, Spanyol, Jepang, dan Cekoslovakia, sedangkan seniman dalam negeri dari Magelang, Semarang, Pekalongan, Tegal, Cilacap, Salatiga, Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Kebumen, Jakarta, Semarang, dan Bali. Karya seni yang semuanya bertema Candi Borobudur antara lain berupa lukisan, patung, grafis, fotografi, karya kayu dan keramik, instalasi, dan performance art. Ia mengharapkan, pameran dalam rangka memeriahkan perayaan Waisak tahun 2007 umat Buddha di Candi Borobudur itu memotivasi para perupa untuk berkreasi secara kreatif dan inovatif. "Ada kebebasan dalam pemahaman tentang Candi Borobudur, ada gagasan bebas tentang Candi Borobudur, gagasan tanpa adanya batasan-batasan sehingga menghasilkan karya seni yang menarik," katanya. Ia menjelaskan, gagasan bebas itu mengacu kepada bentuk dan sikap kritis seniman saat melihat, merasakan, dan memikirkan Candi BOrobudur, sebagai candi agung yang dibangun abad ke-8 masa Dinasti Syailendra. Ia menyebut Candi Borobudur yang juga salah satu peninggalan peradaban dunia yang dibangun nenek moyang Bangsa Indonesia itu sebagai menyimpan seribu satu misteri. "Dari kaca mata seni saja sudah bisa menghasilkan karya yang menggambarkan seribu satu misteri Borobudur," katanya. Pameran seni rupa "Seribu Satu Misteri Borobudur" dibuka penikmat seni Kota Magelang Lie Thian Hauw ditandai dengan pemecahan kendi. Pada kesempatan itu Lie Thian Hauw membacakan puisi karyanya berjudul "Matematika Borobudur". Selain itu, dalang wayang kontemporer asal Tegal, Slamet Gundono, mementaskan wayang suket bertajuk "Drupadi Gongseng" yang bertutur tentang kontroversi dana nonbujeter dan kejujuran pemimpin bangsa serta seluruh komponen masyarakat dalam hidup sehari-hari. Seniman Agus "Merapi" Suyitno mementaskan performance art bertajuk "Ritual Kamadatu" di depan karya lukisnya, sedangkan kolaborasi seniman Muntilan, Ida, dengan seniman Jepara, Citra mementaskan performance art dan melukis tubuh di Jalan Balaputera Dewa, di depan Pondok Tingal.(*)g

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007