... menolak keras pelaksanaan full day school...
Semarang (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar, menganggap konsep lima hari sekolah alias sekolah seharian penuh yang akan dilaksanakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bagian dari mengabaikan peran ulama dalam pembentukan karakter.

"Jumlah guru di sekolah formal itu kecil, mampu gak membangun suatu kultur keagamaan yang berujung pada akhlakul karimah, cinta NKRI tanpa ada peran ulama dan madrasah. Oleh karena itu ide lima hari sekolah sangat tidak layak," katanya, di Semarang, Jumat.

Menurut dia, pendidikan agama tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada sekolah, melainkan --bagi umat Islam-- harus diserahkan pada madrasah dengan disertai pertemuan informal, hubungan kekerabatan dan budaya, serta solidaritas.

"Kami menolak keras pelaksanaan full day school, kembalikan kepada masing-masing untuk bebas memilih dan madrasah menjadi solusi karena terbukti (setelah) madrasah tergusur di kota-kota besar, maka banyak perkelahian pelajar," ujarnya.

Terkait dengan penolakan pelaksanaan konsep sekolah seharian penuh, Cak Imin mengaku sudah menyampaikan hal itu kepada Presiden Joko Widodo serta memberikan penjelasan pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Full day school sangat tidak layak, dampak terburuknya kita kehilangan kebudayaan dan tradisi pertemuan informal anak-anak sekolah di Madrasah Diniyah, kehilangan rasa sosialisasi dan keagamaan di masyarakat kareba aekolah formal mutlak tidak mampu, gurunya terbatas," katanya.

Pewarta: Wishnu Adhi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017