Jakarta (ANTARA News) - Seorang tewas dan enam lainnya terluka, Jumat pekan lalu, saat seorang pengungsi yang gagal mendapatkan suaka di Jerman menghunus pisau untuk menyerang orang-orang yang tengah berbelanja di sebuah pasar swalayan di Hamburg, seraya meneriakkan "Allahu Akbar" sebelum dilumpuhkan orang-orang di sekitarnya, kata polisi dan pejabat setempat seperti dikutip AFP.

Serangan itu dimotivasi oleh kebencian, kata Wali Kota Olaf Scholz. "Ini membuat saya marah sekali karena pelaku adalah orang yang meminta perlindungan di Jerman dan kemudian berbalik membenci kami."

Jika benar serangan islamis, maka ini adalah serangan teroris pertama di Jerman sejak warga Tunisia bernama Anis Amri menabrakkan truk ke kerumunan orang di pasar Natal Berlin pada 19 Desember 2016 hingga menewaskan 12 orang dan melukai 48 lainnya.

Polisi menyatakan pelaku adalah pria berusia 26 tahun kelahiran Uni Emirat Arab. Namun hingga saat ini tidak diketahui kebangsaannya atau motif dia melakukan serangan.

Laman berita Spiegel Online menyebutkan bahwa pria ini bernama Ahmad A. yang tiba di Jerman untuk mencari suaka dan memiliki kontak dengan islamis, selain memiliki riwayat masalah kesehatan mental dan penggunaan narkotika.

Dia sudah dijadwalkan untuk dideportasi namun prosesnya tertahan akibat identitasnya yang tidak jelas, kata Scholz.

Seperti penyerang di Hamburg ini, Amri juga orang asing yang gagal mendapatkan suaka dan tak bisa dideportase karena dokumen pribadinya yang tidak jelas, demikian AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017