Cilacap (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap, Jawa Tengah, mulai memroduksi bahan bakar minyak berstandar Euro 4 berupa Pertamax High Quality yang lebih ramah lingkungan karena kandungan sulfurnya maksimal sebesar 50 ppm (part per million).

Produksi perdana Pertamax High Quality tersebut dilakukan secara simbolis dengan penekanan tombol sirine oleh Senior Vice President Refining Operation PT Pertamina (Persero) Ardhy Mokobombang didampingi Senior Vice President Operation Performance and Optimization PT Pertamina (Persero) Solikhah, General Manager Pertamina RU IV Cilacap Nyoman Sukadana, dan manajemen PT Pertamina (Persero) lainnya di Gedung Patra Graha, Cilacap, Senin.

Dalam kesempatan tersebut, General Manager Pertamina RU IV Cilacap Nyoman Sukadana mengatakan Pertamax High Quality diproduksi RU IV di kilang Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC), yaitu Prime-G Unit dengan kapasitas 37,6 ribu barrel per stream day melalui proses penghilangan sulfur pada Selected Hydrogention Unit dan Hydrogen Desulfurization Unit.

Menurut dia, komponen Pertamax High Quality terdiri atas RCC Naphtha 46 persen dan Platformate ex Platformer II 54 persen dengan kemampuan produksi 1.100 metric barrel per bulan.

"Kandungan sulfur maksimal 50 ppm ini sesuai dengan baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/-KUM.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O," katanya.

Ia mengatakan dalam peraturan tersebut telah ditetapkan bahwa gas buang kendaraan bermotor maksimal 50 ppm, sehingga masyarakat akan mendapatkan produk Pertamax dengan kualitas yang tinggi dan ramah lingkungan dengan gas buang yang lebih sedikit.

Menurut dia, Indonesia saat ini masih menggunakan standar emisi Euro 2 dengan kandungan sulfur maksimal 300 ppm.

"Standar Euro global saat ini sudah mencapai Euro 6. Oleh karena itu, penggunaan Euro 4 pada Pertamax High Quality ini akan sangat membantu dalam mengurangi polusi udara di Indonesia," katanya.

Kendati angka oktannya (Research Octane Number/RON) sama seperti Pertamax biasa atau reguler yang sebesar 92, Nyoman mengatakan Pertamax High Quality mempunyai keunggulan yang lebih banyak lagi, yakni memiliki kemampuan pembakaran yang lebih baik sehingga membuat penggunaan bahan bakar lebih efisien, bebas dari timbal, lebih eco friendly, serta membuat performa kendaraan menjadi lebih baik dan menjaga mesin dengan kandungan sulfur yang sangat rendah.

Saat ditemui wartawan usai acara, Senior Vice President Refining Operation PT Pertamina (Persero) Ardhy Mokobombang mengatakan sejak awal tahun 2017 hingga bulan Desember, PT Pertamina (Persero) mulai memroduksi bahan bakar berkualitas tinggi seperti Pertamax Turbo High Quality dan Pertamax High Quality di RU VI Balongan, Pertamax High Quality di RU IV Cilacap, serta Pertadex High Quality di RU II Dumai dan RU V Balikpapan.

Menurut dia, seluruh produk bahan bakar berkualitas tinggi tersebut akan diluncurkan secara massal ke pasaran pada tanggal 10 Desember 2017.

"Saat ini sedang dilakukan uji pasar melalui sejumlah SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di beberapa kota besar seperti Jakarta dan Medan. Untuk sementara harganya masih sama dengan harga Pertamax, Pertamax Turbo, dan Pertadex namun nantinya teman-teman dari Pemasaran akan melakukan penyesuaian harga," katanya.

Lebih lanjut, Ardhy mengatakan ke depan, seluruh produk Pertamax, Pertamax Turbo, dan Pertadex akan menjadi produk high quality sesuai dengan regulasi yang berlaku saat ini.

Menurut dia, manajemen Pertamina masih mendiskusikan nama baru bagi produk bahan bakar kualitas tinggi tersebut namun untuk sementara masih menggunakan sebutan "high quality" di belakang nama masing-masing produk tersebut.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017