Kupang (ANTARA News) - Sebanyak 14 kapal yacht yang bertolak dari Darwin, Australia pada 29 Juli 2017 tiba di Pantai Tedys Kupang, untuk mengikuti Sail Indonesia 2017. Mereka siap melakukan kunjungan wisata ke sejumlah tempat wisata lainnya di NTT.

"Dari jumlah awal yang kami terima sekitar 22 kapal hingga siang ini baru ada 14 Kapal yang tiba dan saat ini masih dalam pemeriksaan oleh bea dan cukai serta piahk karantina," kata Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata NTT Beni Wahon di Kupang, Rabu.

Ia menambahkan bahwa dari hasil pemeriksaan hingga siang ini dari laporan yang ia terima baru enam kapal yang diperiksa untuk memastikan bahwa yacht-yacht itu sudah terdaftar.

Peserta Sail Indonesia 2017 yang telah tiba di Kupang menurutnya berasal dari sejumlah negara. Mulai dari Australia, Bulgaria, Amerika, Polandia serta Amerika Serikat.

Kapal Yacht yang lainn lanjutnya akan tiba di Kupang antara malam nanti atau pada Kamis (3/8) besok dan akan berlabuh di perairan Tedys.

"Ada beberapa agenda yang telah disiapkan oleh dinas pariwisata NTT diantaranya yakni pada Kamis (4/8) besok akan dilakukan acara penyambutan para peserta sail kemudian juga akan dilakukan city tour ke sejumlah kawasan wisata di Kupang ini," tambahnya.

Pihaknya juga akan mengelar gala dinner bersama dengan para peserta sail sebelum pada tanggal lima bertolak ke sejumlah kawasan wisata lainnya di NTT.

Setelah berada di Kupang, selama sekitar sepekan, para peserta bertolak ke berbagai destinasi di provinsi berbasis kepulauan itu, sebelum berkumpul di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Pulau Flores.

"Mereka akan berada di NTT selama satu bulan, sebelum semuanya berkumpul di Labuan Bajo pada akhir Agustus 2017, untuk melanjutkan perjalanan ke daerah lain di Indonesia," tambahnya.

Seorang peserta Sail Indonesia dari Australia Dirk Muller dengan kapal yachtnya bernama Espirit 3 mengaku bisa mendapatkan kesempatan dalam Sail Indonesia 2017 ini.

Hal ini karena menurutnya ia bisa melihat secara langsung dan menikmati keindahan Indonesia saat berlayar dengan kapal laut dibandingkan dengan pesawat.

"Seharusnya kami sudah sampai dari Selasa (1/8) kemarin, namun karena cuaca buruk dan angin yang kencang saat pelayaran membuat kami harus pelan-pelan," tuturnya.

Pada awalnya saat berlayar ia mengaku hanya mengandalkan angin, namun saat berhadapan dengan cuaca buruk terpaksa menggunakan mesin untuk mengerakkan kapalnya.

Dirk yang baru pertama kali ke NTT bersama istrinya tersebut mengaku bahwa perairan NTT sangat indah. Matahari terbit dan terbenanmnya lanjutnya adalah momen terbaik yang ia dan peserta lainnya nikmati.

Dirk juga mengaku tidak sabar untuk bisa berlabuh ke kawasan wisata di NTT seperti Labuan Bajo, Alor serta yang lainnya.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017