Jakarta (ANTARA News) - Hasil survei Foreign Policy Community of Indonesia mendapati mayoritas masyarakat di Jakarta, dan beberapa kota besar lain, menganggap bahwa Tiongkok memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap Indonesia dibandingkan Amerika Serikat.

"Menurut saya, yang paling menarik dari hasil survey itu adalah persepsi publik bahwa negara yang paling berpengaruh di Indonesia tahun ini adalah Tiongkok dan bukan lagi AS," kata pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal usai peluncuran hasil survey Peran Amerika di Kawasan Indo-Pasifik 2017 (Survey on Americas Role in the Indo-Pacific) di Bengkel Diplomasi FPCI Jakarta, Rabu.

Dino mengatakan bahwa survey yang sama juga dilakukan pada tahun 2016, dimana hasilnya menunjukkan bahwa kebanyakan dari masyarakat Indonesia menganggap AS sebagai negara yang paling berpengaruh terhadap Indonesia.

"Saya kira bagi pemerintah ini berarti yang penting adalah kita benar-benar harus mempunyai China policy (kebijakan terhadap Tiongkok) yang solid. Survey ini juga banyak mencerminkan pandangan publik, bukan hanya mengenai Tiongkok atau Amerika, tapi juga mengenai kawasan dan prospek konflik ke depan, selain itu juga mengenai globalisasi dan juga investasi, baik investasi Amerika maupun Tiongkok," papar Dino.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia tetap menginginkan Indonesia untuk memiliki hubungan yang lebih erat dengan Amerika, meski negara tersebut kini berada di bawah administrasi Presiden Donald Trump yang kerap mendapatkan kritik dari masyarakat dunia.

Pada saat yang bersamaan, banyak WNI yang juga menginginkan Indonesia untuk menjaga hubungan yang kuat dengan Tiongkok.

"Jadi saya kira ada pragmatisme yang kita baca di persepsi publik terhadap Amerika dan Tiongkok," ungkapnya.

Survey on Americas Role in The Indo-Pacific merupakan hasil kerjasama dari The Asian Research Network, terdiri dari FPCI, Perth USAsia Centre dan Australias United States Studies Centre dari Australia, Shanghai Institutes for International Studies dari Tiongkok, Brookings India, The Asan Institute for Policy Studies dari Korea Selatan dan Canon Institute for Global Studies dari Jepang.

Untuk metode di Indonesia sendiri, PerthUSAsia, sebagai salah satu pencetus survey, telah bekerjasama dengan lembaga survey di tanah air, dimana data mentahnya lalu diberikan kepada FPCI untuk diolah dan dianalisa.

Demografi dari survey tersebut meliputi berbagai lapisan masyarakat dengan mayoritas mahasiswa sampai masyarakat yang tengah mengawali perjalanan karir mereka.

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017