Montreal (ANTARA News) - Pemerintah Kanada pada Kamis (3/8) mengatakan mereka akan mengerahkan semua sumber daya yang diperlukan untuk melindungi paus sikat Atlantik Utara, setelah 10 ekor paus mati di Teluk St Lawrence dalam dua bulan terakhir.

Paus sikat Atlantik Utara, yang lebih besar dibandingkan paus bungkuk atau paus kelabu, adalah salah satu spesies paus paling langka, yang hanya tersisa sekitar 500 ekor di dunia.

Sebagian besar dari 10 bangkainya yang ditemukan dalam dua bulan terakhir menunjukkan tanda-tanda terjerat jaring atau kabel.

Kanada "akan mengerahkan semua sumber daya yang diperlukan untuk memastikan bahwa setiap langkah yang memungkinkan dilakukan" demi perlindungan dan pemulihan spesies tersebut, kata Menteri Perikanan Dominic LeBlanc.

Pada Juli, otoritas melarang penangkapan ikan di beberapa bagian Teluk of St Lawrence untuk melindungi paus.

"Kami menduga ada sekitar 80 sampai 100 paus sikat yang saat ini ada di Teluk St Lawrence. Jumlah itu dua atau tiga kali lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya," kata LeBlanc di sebuah konferensi pers, sebagaimana dilaporkan AFP.

"Jadi, fenomena melihat mungkin 200 atau lebih paus sikat di Teluk St Lawrence di sebuah area dengan lalu lintas kelautan dan pelayaran yang tinggi, tapi juga area penangkapan ikan komersial ekstensif, merupakan hal baru."

Pemerintah berencana meningkatkan jumlah penerbangan pengawasan untuk memeriksa paus-paus tersebut, dan juga menggunakan perlengkapan akustik yang bisa mendeteksi hewan itu dari jauh sebelum mencapai pantai, agar nelayan bisa diperingatkan.  (mu)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017