Jakarta (ANTARA News) - Kemarin bos BlackBerry John Chen bertemu dengan Menteri Perindustrian, Presiden Direktur Metro TV angkat suara soal penayangan Mata Najwa dan Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa negara hukum tidak otoriter.

Berikut beberapa berita yang bisa dibaca kembali untuk mengawali aktivitas pagi ini:

1. Bos Blackberry bertemu Menperin

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Executive Chairman & CEO Blackberry Canada John Chen di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, antara lain membahas mengenai keamanan yang menjadi andalan Blackberry.

2. MetroTV jelaskan alasan penghentian penayangan Mata Najwa

Program tayang bincang ternama Mata Najwa akan segera berhenti tayang di Metro TV setelah tujuh tahun menemani pemirsa setianya.

Presiden Direktur MetroTV Suryopratomo menjelaskan bahwa pembawa acara Najwa Shihab memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak.

"Najwa meminta agar tahun ini tidak diperpanjang. Jadi, terakhir tayang Agustus ini," kata Tommy, sapaan akrab Suryopratomo.


3. Presiden Jokowi katakan "tidak ada yang namanya diktator"

Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa di negara hukum yang dijamin konstitusi tidak ada namanya diktator dan otoriter.

"Tidak akan ada yang namanya diktator dan otoriter. Tidak akan ada," kata Presiden menjawab pertanyaan wartawan usai meresmikan Museum Keris Nusantara Surakarta, di Jalan Bhayangkara, Surakarta, Rabu.


4. Bertemu ayah berkat layanan daring ojek

Kisah haru pertemuan Dewi Salma Zuhara dengan ayahnya yang telah lama berpisah saat memesan ojek lewat aplikasi daring menjadi viral di dunia maya.

Ayah yang sudah lama tidak terdengar kabarnya tiba-tiba datang ke hadapannya sebagai pengemudi ojek yang ia pesan.

"Order grab, dapetnya papahku sendiri. Aku baru tau ternyata papahku skrg kerja grab," tulis Salma.


5. "Cerita Panji" yang yang merekatkan ASEAN

Peneliti dan Direktur KITLV Jakarta Prof. Roger Tol mengatakan ada ratusan manuskrip cerita Panji yang ditulis dalam beberapa bahasa.

Setidaknya ada 10 bahasa manuskrip tentang cerita Panji yang ditulis dalam berbagai bahasa, seperti bahasa Jawa, Bali, Melayu, Aceh, Sasak, Sumba, Bugis, Thai, Khmer dan Lao.

Naskah-naskah itu juga ditulis di media yang berbeda, seperti di daun lontar, di taluang (kulit kayu yang ditumbuk kemudian dijadikan untuk bahan manuskrip), dan kebanyakan ditulis di atas kertas yang diimpor dari Eropa.

"Manuskrip tersebut adalah bukti bahwa cerita Panji mengalami pengembaraan yang luas, hampir keseluruh Asia Tenggara," kata Roger.

Naskah ini pun memiliki nama yang berbeda, misalnya naskah koleksi Perpustakaan Nasional Kamboja bernama "Inau Puspa" ditulis dalam bahasa dan aksara Khmer.

Kemudian, naskah Panji Anggraeni milik Perpustakaan Nasional Indonesia ditulis dengan bahasa dan tulisan Jawa di atas kertas Eropa, naskah ini menjadi salah satu naskah Panji yang langka karena tak hanya berisi teks tetapi juga ada ilustrasi di bawahnya.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017