Bogor (ANTARA News) - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Herry Suhardiyanto, MSc menerima penghargaan IPTEK 2017 pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional atau Harteknas ke-22 di Makassar,  Sulawesi Selatan, Kamis.

"Alhamdulillah, ini penghargaan untuk kita semua, warga IPB, yang telah berdedikasi tinggi dalam upaya mengembangkan hasil-hasil riset menjadi inovasi hingga komersialisasi. Ini memerlukan konsistensi," kata Herry melalui siaran pers Humas IPB.

IPB menerima dua penghargaan sekaligus yakni Anugerah Widya Padhi, dan Anugerah Kerja Sama Peneliti Asing Terbaik untuk kategori perguruan tinggi.

Penghargaan diberikan oleh Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi RI, Mohammad Nasir kepada Rektor IPB yang disaksikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan tokoh teknologi yang juga Presiden ke-3 RI, BJ Habibie.

Herry berharap, kedepan bisa terus dilanjutkan, agar kontribusi IPB sebagai perguruan tinggi yang dikenal paling inovatif dapat diwujudkan, bukan hanya dalam bentuk penghargaan.

"IPB telah menunjukkan bukti nyata dan impak positif telah dirasakan oleh masyarakat. Semoga penghargaan ini menjadi pendorong semangat untuk terus menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi kepentingan umum," katanya.

Penganugerahan Karya IPTEK dan Inovasi Nasional diberikan kepada perguruan tinggi, industri, kementerian/lembaga, pemerintah daerah, lembaga litbang, akademisi, dan aktor-aktor inovasi serta masyarakat akar rumput.

Juara kedua Anugerah Widya Padhi diraih oleh Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) dan juara ketiga diraih Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM). Widya Padhi merupakan anugerah IPTEK yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti RI.

Anugerah tersebut diberikan dalam rangka mengapresiasi peguruan tinggi yang telah melakukan upaya produksi penelitian dan pengembangan nasional menjadi inovasi, fasilitas pusat inovasi, lembaga training of trainer (TOT), lembaga inkubasi dan kerja sama dengan industri.

Sementar itu, Anugeran IPTEK 2017 diselenggaran untuk mendorong peningkatan kemampuan IPTEK, yang diikuti dengan penguatan inovasi nasional untuk mendukung kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia.

Tujuan lainnya adalah, membangun iklim kondusif penguatan dan pengembangan inovasi sebagai outreach dari riset IPTEK dalam penciptaan nilai tambah komersial, ekonomi, dan atau sosial-budaya secara berkelanjutan, memberikan dorongan kepada para pelaku inovasi (individu, organisasi, lembaga) agar dapat terpadu dalam mewujudkan ide kratif dalam penciptaan nilai tambah, baik sebagai individu maupun melalui kemitraan dan kerja sama antar unsur inovasi.

Hakteknas ke-22 mengambil tema Pembangunan Maritim Berbasis Pengetahuan. Menurut Menristekdikti, Muhammad Nasir, tema ini diangkat sejalan dengan misi pembangunan jangka panjang nasional yang ingin mewujudkan negara maritim berbasis teknologi maritim sesuai cita-cita Poros Maritim.

Peringatan Harteknas kali menjadi istimewa karena sejak 1995, ini pertama kali Hakteknas dilaksanakan di luar Pulau Jawa. Pemilihan Makassar sebagai tuan rumah karena Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi yang memiliki garis pantai terpanjang di Indonesia, lokasi dengan pelayaran terpadat di wilayah timur Indonesia serta memiliki dinamika pesisir yang tinggi.

Sejumlah hasil riset diperagakan dan ditampilkan dihadapan Wakil Presiden, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menko Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan dan Presiden ke-3 BJ Habibie seperti Panser Anoa Amfibi, kapal nelayan plat datar, radar cuaca, stem cell, pesawat udara nirawak (PUNA) BPPT, simulasi pesawat N-219.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017