Dia bukan dipersiapkan untuk SEA Games, tapi untuk kejuaraan lainnya
Samarinda (ANTARA News) - Ketua Umum KONI Kalimantan Timur Zuhdi Yahya memastikan atlet angkat besi Triyatno saat ini masih tergabung dalam pemusatan latihan nasional, meskipun tidak masuk kontingen Indonesia untuk SEA Games 2017 di Malaysia.

Zuhdi yang ditemui di Samarinda, Rabu, mengatakan bahwa lifter asal Kaltim itu bergabung di pelatnas untuk persiapan kejuaraan angkat besi Asia 2017 dan Asian Games 2018.

"Saya baru bertemu Triyatno beberapa hari lalu didampingi pengurus PABBSI Kaltim. Intinya dia akan kembali lagi ke Jakarta untuk bergabung dengan pelatnas," jelasnya.

Zuhdi Yahya sempat terkejut dengan munculnya pemberitaan yang menyebutkan Triyatno terdepak dari pelatnas, padahal lifter yang sudah bergabung dengan Kaltim selama tiga kali pelaksanaan PON itu prestasinya cukup mentereng di ajang internasional, bahkan pernah menyumbangkan medali perak di Olimpiade 2012 di London.

"Dia bukan dipersiapkan untuk SEA Games, tapi untuk kejuaraan lainnya. Mungkin itu kebijakan internal PB PABBSI dan juga Satlak Prima," ujar Zuhdi.

Sekretaris Pengprov PABBSI Kaltim Sugeng Mohdar menambahkan bahwa PB PABBSI maupun Satlak Prima mempunyai pertimbangan khusus, sehingga Triyatno harus terlempar dari tim angkat besi Indonesia untuk SEA Games 2017.

"Mudah- mudahan kejadian ini bisa menjadi penyemangat bagi atlet yang bersangkutan agar semakin giat berlatih dan bisa mewujudkan prestasi yang lebih tinggi lagi," katanya.

Menurut Sugeng, kondisi Triyatno saat ini jauh lebih nyaman apabila dibandingkan dengan ketika pertama kali pulang dari pelatnas.

"Di sini (Kaltim, red) dia banyak teman, baik rekan atlet maupun pengurus yang terus memotivasinya untuk bangkit. Secara pribadi saya bersyukur," tambahnya.

Dari informasi yang diperoleh, Triyatno gagal bersaing dengan lifter asal Jawa Barat, Deni, untuk memperebutkan tempat di tim inti SEA Games 2017. Deni juga mengalahkan Triyatno pada perlombaan PON 2016.

Pewarta: Arumanto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017