Surabaya (ANTARA News) - Garam impor konsumsi mulai masuk ke Indonesia dengan kedatangan Kapal MV Eco Destiny pada Kamis dini hari pukul 03.00 WIB di Pelabuhan Ciwandan Banten, dengan membawa muatan 25.000 ton.

Direktur Utama PT GARAM (Persero) Dolly Parlagutan dalam keterangan persnya yang diterima di Surabaya, Kamis mengatakan kedatangan garam impor ini merupakan komitmen perusahaan tersebut dalam menjalankan penugasan dari pemerintah.

Ia mengatakan, PT Garam mendapatkan penugasan impor garam bahan baku untuk konsumsi sebesar 75.000 ton dengan kadar NaCl 97 persen.

"Selanjutnya kapal MV Golden Kiku pada tanggal 11 Agustus 2017 pukul 18.00 WIB akan tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan membawa garam impor sebesar 27.500 Ton," ucapnya.

Berikutnya, kata dia, Kapal MV Uni Challenge dijadwalkan akan tiba pada tanggal 21 Agustus 2017 di Pelabuhan Belawan, Medan dengan membawa garam sebesar 22.500 ton.

"Memang untuk lokasi masuknya garam impor ada di tiga pelabuhan, yaitu Pelabuhan Ciwandan Banten, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya dan Pelabuhan Belawan Medan," tuturnya.

Dolly berharap kedatangan dua kapal tersebut akan mendistorsi atau menekan harga garam di tingkat konsumen menjadi sekitar Rp4.500/kg sampai dengan Rp5.000/kg.

Selain itu, kata dia, dengan datangnya kapal ketiga nanti akan kembali menekan harga garam di tingkat konsumen menjadi Rp4.000/kg.

Dolly mengaku, dengan datangnya garam impor PT GARAM (Persero) siap memaksimalkan produksi garam bahan baku sebesar 300.000 ton pada periode bulan September hingga bulan Nopember 2017.

"Untuk produksi garam rakyat nasional tahun ini diprediksi akan menghasilkan garam bahan baku sebesar 1.000.000 ton, sehingga total supply garam nasional pada tahun 2017 sebesar 1.375.000 ton," ujarnya.

Ia mengaku, dengan total pasokan garam nasional diharapkan dapat mencukupi kebutuhan garam konsumsi secara nasional di luar kebutuhan industri aneka pangan, yang diprediksi berkisar sekitar 450.000 ton, dan dapat menstabilkan harga garam di tingkat konsumen.

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017