Jakarta (ANTARA News) - Biaya sekolah dengan kualitas nomor satu tidak menyurutkan niat Vit (diperankan aktor veteran Thailand, Thaneth Warakulnukroh) memasukkan Lynn ke sana agar bisa mengejar pendidikan hingga ke luar negeri.

Lynn (Chutimon Chuengcharoensukying) terkenal selalu mendapatkan nilai A pada rapornya, juga berderet piala hasil olimpiade matematika dan pelajaran lainnya.

Lynn, dari keluarga sederhana, tidak memiliki banyak teman di sekolah barunya karena sifatnya yang pendiam dan tertutup.

Menyadari Grace (Eisaya Hosuwan) satu-satunya sahabatnya di sekolah tidak cemerlang seperti dirinya, Lynn tergerak membantunya mendapatkan nilai bagus.

Alih-alih menjadi mentor, Lynn mengambil jalan pintas memberi contekan sehingga Grace berhasil mendapatkan nilai yang baik.

Aksi ini diketahui Pat (Teeradon Supapunpinyo), kekasih Grace yang kaya raya, yang mengomersilkan kemampuan Lynn.



Pertemanan Lynn, Pat dan Grace membawa mereka kepada Bank (Chanon Santinatornkul), siswa berprestasi yang anti-kecurangan. Mereka harus terlibat skandal menyontek internasional.

Ketegangan mencontek

Sutradara Nattawut Poonpiriya sangat apik menggambarkan adegan-adegan ujian di sekolah, lengkap dengan guru yang cukup jeli saat mengawas.

Meskipun suasana bersekolah di Thailand berbeda dengan di Indonesia, penonton dapat merasakan bagaimana sulitnya ujian sekaligus rasa gugup ketika melihat soal-soal di kertas.

Nattawut dan timnya membutuhkan waktu setahun untuk mengembangkan dan menulis naskah yang diadaptasi dari pemberitaan media massa ini.

"Sangat sulit karena ruang kelas membosankan. Saya harus bisa menciptakan formula supaya film seru, bekerja sama dengan tim kamera dan pencahayaan," kata Baz, panggilan Nattawut, kepada wartawan di Jakarta.

Hasilnya, plot yang melompat-lompat berhasil membawa mencontek menjadi film thriller dan terhindar dari suasana ruang kelas saat ujian yang hening dan monoton.




Baz mendapatkan tema mencontek setelah melihat sebuah berita tentang peristiwa mencontek.

Ia lalu tertarik mengaitkannya dengan kehidupan remaja sekolahan yang mengambil jalan pintas dengan mencontek.

Salah satu yang menjadi inspirasinya adalah film favoritnya "Ocean’s Eleven" yang menceritakan perampokan oleh penjahat ulung.

Ia memilih berangkat dari peristiwa mencontek agar lebih dekat dengan peristiwa sehari-hari.

"Awalnya, saya ingin membuat film yang menghibur. Tapi, setelah dilihat, sepertinya bisa lebih serius sehingga bisa menjawab situasi dunia pendidikan di Thailand," kata sang sutradara.

Untuk memerankan Lynn, anak terpintar di sekolah yang juga piawai memberi contekan, ia memercayakannya pada seorang yang belum pernah bermain film, Chutimon "Aokbab" Chuengcharoensukying.

Aokbab lebih dulu terkenal sebagai model. Ia mengaku dipanggil sang sutradara untuk mengikuti casting menjadi karakter perempuan di film ini.

"Sutradara memanggil banyak orang untuk casting," kata Aokbab.

Ia mengikuti tiga kali casting hingga akhirnya sutradara memutuskan peran utama jatuh kepadanya.



Menariknya, meskipun di negara asalnya film ini menjadi yang terlaris tahun ini, Nattawut tidak tertarik mengadaptasinya ke serial televisi atau membuat kelanjutan "Bad Genius".

"Film ini sudah berakhir sempurna, saya tidak terpikir untuk membuat kelanjutannya," kata dia.

"Bad Genius", yang dalam bahasa Thailand berjudul "Chalard Games Goeng", diluncurkan Mei lalu dalam durasi 130 menit.

Film ini akan beredar di Indonesia 23 Agustus mendatang.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017