Kupang (ANTARA News) - Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Sudiono menegaskan bahwa hewan rusa sebagai salah satu sumber pakan komodo (Vara komodoensis), saat ini masih cukup tersedia di sekitar kawasan itu.

"Kondisi ini dapat dilihat dari tren populasi komodo sebagai satwa inti relatif stabil," katanya menjawab pertanyaan Antara terkait dugaan pembantaian rusa di kawasan Taman Nasional Komodo dan dampaknya terhadap persediaan pakan bagi komodo, yang diterima di Kupang, Jumat.

Sumber pakan komodo sebagai pemakan daging (carnivora) berupa rusa, kerbau, kuda, babi hutan, tikus dan hewan kecil lainnya.

"Salah satu sumber pakan komodo, saat ini yang di mana ketersediaannya masih mencukupi," kata Sudiono.

Dia menjelaskan biawak raksasa berupa komodo mempunyai karakter spesifik, yaitu siklus makan dapat dilakukan satu kali dalam sebulan.

Untuk melindungi sumber pakan komodo, pihaknya selalu menggelar patroli rutin di kawasan TNK.

Patroli rutin, katanya, lebih difokuskan pada daerah-daerah yang dianggap rawan serta strategi menyesuaikan dengan kondisi lingkungan alam sekitarnya.

Bahkan, pada kondisi yang diperlukan dalam pengelolaannya, BTNK melibatkan pihak lain, seperti pemerintah daerah, kepolisian, Pos Angkatan Laut, pihak TNI, WWF, Dinas Kelautan dan Perikanan.

"Rekan-rekan media, para pelaku pariwisata, masyarakat serta mitra lainnya yang peduli terhadap kawasan konservasi Taman Nasional Komodo juga kami libatkan di dalam pengawasan," katanya.

Artinya, katanya, Balai Taman Nasional Komodo tidak berjalan sendiri, tetapi melibatkan semua komponen terkait dalam kegiatan pengawasan terhadap hewan-hewan yang memang menjadi pakan komodo.

Pekan ini, beredar foto di media sosial, sebuah kapal motor berisi rusa dan beberapa orang penumpang.

Wakil Ketua DPRD Manggarai Barat Abdul Ganir mengatakan bila dugaan pembantaian rusa itu benar dan tidak segera disikapi secara serius, maka populasi komodo akan terus berkurang karena menipisnya stok makanan.

"Bila itu terjadi, maka satu saat komodo akan musnah," katanya.

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017