Mesuji, Lampung (ANTARA News) - Harga garam dapur di Pasar Simpangpematang, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung melonjak mencapai Rp18.000 per kilogram dari sebelumnya Rp2.000 per bungkus isi satu kilogram.

Seorang pedagang di Pasar Simpang Pematang, Mesuji, Neneng (45), Jumat, mengatakan stok garam yang kosong berdampak pada melonjak harga garam dapur hingga dua kali lipat.

Harga garam naik sejak minggu lalu Rp2.000/kg, sekarang menjadi Rp18.000 per bungkus isi satu kg, kata Neneng pula.

Menurut dia, sudah sebulan produsen garam tidak mengirim stok garam. "Laut Indonesia itu berlimpah dan pengangguran banyak. Kenapa pemerintah tidak mendirikan pabrik garam untuk mengurangi pengangguran," katanya lagi.

Pedagang lainnya Andi (39) mengatakan awal dari kelangkaan garam terjadi di Pulau Jawa, yang selama ini menjadi pemasok garam terbesar di Tanah Air. Kekosongan dari pemasok ini berimbas terhadap kelangkaan garam dan melonjak harganya.

"Kalau bulan lalu satu bungkus kotak besar bisa Rp30.000 sekarang mencapai Rp60.000," kata Andi lagi.

Kelangkaan garam juga terjadi di Pasar Tanjungraya, Mesuji. Beberapa pedagang tidak menjual garam akibat stok garam habis dan produsen garam belum juga mengirim persediaan garam.

Kelangkaan dan kenaikan harga garam juga membuat konsumen ibu-ibu terheran-heran. Seorang ibu rumah tangga Suyanti (38) mengaku bingung karena biasa membeli garam dalam jumlah banyak. "Saya biasa beli satu bal isi 10 bungkus kemarin dijual Rp5.000 sekarang naik Rp25.000," kata Suyanti pula.

Pembeli lain Ida (45) mengatakan harga garam sekarang terlalu mahal. Meskipun demikian ia akan tetap membeli garam untuk kebutuhan sehari-hari. Makanan jadi tidak enak kalau masak tidak pakai garam. "Meskipun naik, ya akan tetap dibeli," ujarnya pula.

Pewarta: Budisantoso B & Raharja
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017