Bandung (ANTARA News) - Seniman dari Kelompok Anak Rakyat (Lokra) memperingati hari lahirnya sang proklamator kemerdekaan Indonesia, Mohammad Hatta yang jatuh pada tanggal 12 Agustus 1902, dengan menari selama 12 jam tanpa henti.

Dengan memakai topeng serta pakaian serba putih, penari yang bernama Gatot Gunawan (26) melenggak-lenggok mengikuti irama musik yang diputar melalui perangkat laptop di Makam Inggit Garnasih, Jalan Makam Caringin, Kota Bandung, pada Jumat.

Dalam pertunjukannya, pria asal Kota Bandung ini hanya tampil seorang diri dan hanya ditemani penjaga makam Inggit Garnasih.

Gatot mengatakan, dipilihnya makam Inggit karena mantan istri Presiden pertama Soekarno tersebut memiliki keterkaitan dengan sosok Bung Hatta. Wakil presiden pertama ini, menjadi saksi ahli perceraian antara Soekarno dengan Inggit.

"Dengan keterkaitan itu, maka sosok Bung Hatta dan ibu Inggit tidak bisa dipisahkan dalam sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa," ujar Gatot saat ditemui di makam Inggit Garnasih, Jumat.

Ia mengatakan, perjuangan-perjuangan Bung Hatta kini hampir dilupakan terutama oleh generasi muda. Bahkan peringatannya hanya sekedar simbolisasi semata.

Padahal, menurutnya, kepribadian Bung Hatta mencerminkan sosok yang memiliki semangat persatuan, bersahaja, kesederhanaan, kegigihan, dan anti terhadap korupsi, yang harusnya diteladani dan masih relevan dengan kondisi saat ini.

"Spiritnya harus ditanamkan oleh seluruh masyarakat Indonesia," kata dia.

Gatot mengatakan, tarian peringatan ini tidak hanya akan dilakukan di makam Inggit Garnasih saja. Nantinya, ia akan menyusuri dari Jalan Caringin, Kopo, Tegalega, Asia Afrika, dan berakhir di Gedung Indonesia Menggugat Jalan Perintis Kemerdekaan, sambil menari.

Saat menyusuri hingga berakhir di Gedung Indonesia Menggugat, ia akan menari sambil membawa simbol-simbol mengenai sosok Bung Hatta kepada masyarakat yang dilaluinya.

Ia berharap, dengan peringatan ini masyarakat tidak melupakan sejarah, selain itu semangat Bung Hatta harus ditanamkan oleh seluruh masyarakat khususnya generasi muda.

"Di saat sekarang kita krisis keteladanan, apa salahnya kita ngambil dari tokoh dulu, keteladannya jelas sudah terbukti, kita coba sampaikan kembali pada masyarakat," kata dia.

Pewarta: Asep F
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017