Jakarta (ANTARA News) - Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pulogadung Slamet Bagio mengatakan sosialisasi sejak dini mengenai pajak pada anak diyakini akan mampu meningkatkan kesadaran anak pada pajak.

"Kami mulai mengubah sosialisasi kami, tidak hanya pada orang dewasa tetapi juga anak-anak melalui Pajak Bertutur," ujar Slamet di usai melakukan sosialisasi di Kampus Global Sevilla Pulomas, Jakarta, Jumat.

Pajak bertutur, lanjut dia, bertujuan untuk menyadarkan generasi muda mengenai pajak. Dia menyebut hal itu adalah inklusi kesadaran pajak sejak dini. Hal itu dikarenakan dari 250 penduduk Indonesia, yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) hanya 12,7 juta jiwa.

"Dari 12,7 juta jiwa itu, yang melapor hanya 1,5 juta jiwa. Ini kan produk 30 tahun yang lalu. Nah, sekarang kami ingin meningkatkan kesadaran pajak generasi muda sejak dini," jelas dia.

Dengan Pajak Bertutur, lanjut dia, generasi muda akan mengetahui untuk apa penggunaan pajak tersebut. Melalui kegiatan itu, lanjut dia, dapat membangun karakter anak menjadi taat pajak saat dewasa.

"Sosialisasinya tidak hanya sekedar bercerita, tetapi juga animasi dan sebagainya," katanya.

Tujuan jangka panjang dari sosialisasi itu, agar anak dapat menceritakan pada orangtuanya mengenai pajak tersebut. Slamet mengaku memang sengaja memilih sekolah untuk dilakukan sosialisasi, karena dalam muatan Pajak Bertutur ada pendidikan bela negara.

"Bela negara ini kalau dalam mata pelajaran itu adalah membangun karaker bangsa. Nah ini sesuai dengan yang ada di sekolah ini," terang dia.

Sementara itu, Direktur Global Sevilla, Robertus Budi Setiyono, menjelaskan awalnya pihaknya kaget mengapa dipilih kantor pajak.

"Tapi kita lihat, memang dari sekolah lagi gencar membangun karakter kebangsaan dan memang kebetulan kami sebagai sekolah Satuan Pendidikan Kerja sama (SPK)wajib mengajarkan pendidikan kewarganegaraan," kata Budi.

Budi menjelaskan melalui sosialisasi, mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan tidakk hanya diajarkan di kelas tetapi juga praktik melalui pengajaran sadar pajak.

"Mengapa harus bayar pajak, itu lah yang harus disambungkan dengan pendidikan karakter yang ingin kita bangun," cetus Budi.

Diharapkan dengan kegiatan tersebut, generasi muda pada saat dewasa akan memiliki pendapatan, mampu mengendalikan diri serta taat pajak.

"Inilah kesadaran yang harus dimunculkan, karena kewajiban sebagai manusia harus menyisihkan pendapatannya pada Tuhan dan juga negara, sisanya baru untuk diri sendiri dan keluarga," kata Budi.

Pewarta: Indriani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017