Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia berharap perusahaan minyak asal Kuwait, Hemoco Kuwait General Trading & Contracting, segera merealisasikan pembangunan kilang migas di Selayar, Sulawesi Selatan. "Kita berharap proyek itu dapat segera diwujudkan karena keberadaan kilang di Indonesia Timur sangat membantu untuk distribusi BBM di wilayah itu," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, usai pembicaraan bilateral dengan PM Kuwait Sheikh Nasser Al Mohammad Al Ahmad Al Sabah, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu. Presiden menjelaskan, pembicaraan antara PT Pertamina dan mitranya dari Kuwait tersebut terus berjalan karena ada sejumlah isu yang harus diselesakan, seperti soal pergantian kepemilikan di Hemoco. "Dengan pergantian kepemilikan itu, Kuwait berjanji Juli 2007 akan dilakukan pembahasan lebih intensif," kata Presiden. Komitmen penyelesaian pembangunan proyek yang sempat tertunda selama 10 tahun merupakan hasil tindak lanjut kunjungan Presiden Yudhoyono ke Kuwait pada April 2006. Dijelaskan Presiden, ini seharusnya menunggu penyelesaian konkrit, sehingga dapat dipastikan adanya "crude oil" yang akan dibawa dari Kuwait ke kilang itu jika kelak kilang itu dibangun. Presiden juga menjelaskan, pemerintah masih mematangkan soal insentif perpajakan bagi perusahaan yang bersedia membangun kilang minyak di wilayah Indonesia Timur itu. Sementara itu, Kepala BKPM Muhammad Lutfi mengatakan, ada tiga opsi yang bisa diberikan, yakni "tax allowance", "tax reduction", "tax holiday". "Akan kita bahas mulai Juli. Sesungguhnya 'tax allowance' sudah ada mekanismenya dan tinggal aplikasinya saja, terutama pada sektor industri migas. Namun karena industri tersebut termasuk kategori modal besar maka dapat diberikan insentif," tambahnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007