Toronto (ANTARA News) - Seorang pastor Kanada yang dipenjara di Korea Utara selama lebih dari dua tahun diam-diam pulang ke rumahnya di pinggiran kota Toronto pada Sabtu setelah menempuh perjalanan panjang dengan jet pemerintah melalui Jepang.

Hyeon Soo Lim, mantan pastor senior di salah satu gereja terbesar di Kanada, telah menghilang dalam sebuah misi ke Korea Utara pada awal tahun 2015. Dia dijatuhi hukuman kerja keras seumur hidup pada Desember 2015 atas tuduhan mencoba menggulingkan rezim Pyongyang, lapor Reuters.

Berita tentang pembebasannya muncul pada Rabu, ketika kantor berita KCNA Korea Utara mengatakan bahwa Lim telah dibebaskan atas dasar kemanusiaan, menunjukkan bahwa kesehatannya buruk.

Pengumuman tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Pyongyang, meskipun pihak berwenang belum mengatakan bahwa ada kaitan antara pembebasan itu dan upaya untuk meredakan kebuntuan mengenai program nuklir Korea Utara.

Anak laki-laki pastor itu, James Lim mengatakan bahwa ayahnya senang bisa pulang ke rumah di Kanada. Ia juga berhenti minum kopi dan donat di warung kopi waralaba Tim Horton yang populer di Kanada dalam perjalanan pulang dari bandara.

Keluarga tersebut meminta masyarakat untuk menghormati privasi mereka, membiarkannya beristirahat selama sehari dan berkumpul bersama keluarga sebelum tampil di depan umum pada Minggu untuk menghadiri kebaktian di gerejanya.

James Lim mengatakan ayahnya dalam "kesehatan yang baik", namun mencatat bahwa keluarga tersebut berencana untuk menyiapkan perawatan medis tambahan, termasuk pemeriksaan.

"Dia dalam kondisi sangat baik, mengingat semua yang telah dia alami," katanya.

Keluarga tersebut mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Kanada karena telah membantu mengamankan pembebasannya. Mereka menolak memberikan rincian tentang negosiasi dengan Korea Utara.

"Ini adalah upaya yang halus. Ada banyak kerumitan untuk itu," kata James Lim.

Dia menambahkan bahwa upaya membawa pulang pastor itu mengalami kemendesakan yang meningkat pada Juni, setelah kematian Otto Warmbier, seorang pelajar Amerika Serikat yang meninggal beberapa hari setelah dibebaskan dari penjara Korea Utara dalam keadaan koma.

Pemerintah Kanada mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa mereka bergabung dengan keluarga dan kongregasi Lim dalam merayakan kepulangannya.

"Kanada telah secara aktif terlibat dalam kasus Lim di semua tingkat, dan kami akan terus mendukungnya dan keluarganya sekarang setelah dia kembali," kata pernyataan tersebut.

Gereja wilayah Toronto tempat Lim bertugas telah mengatakan bahwa Lim mengunjungi Korea Utara lebih dari 100 kali sejak 1997 dan membantu mendirikan panti asuhan dan panti jompo.

Tahun lalu, Lim mengatakan kepada CNN bahwa dia menghabiskan delapan jam sehari untuk menggali lubang di sebuah kamp kerja paksa dimana dia belum melihat tahanan lainnya.

(Uu.G003)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017