... sejak perencanaan hingga proses uji terbang perdana, N219 telah menghabiskan biaya sekitar 62 juta dolar Amerika Serikat atau setara Rp827 miliar...
Bandung (ANTARA News) - Biaya pembuatan dan pengembangan purwarupa pertama pesawat terbang N219 yang digagas PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mencapai Rp827 miliar.

"Telah kami keluarkan semuanya pada saat ini sekitar Rp827 miliar, itu terdiri dari anggaran LAPAN dan PT DI," kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia , Budi Santoso, pada jumpa pers terbang perdana N219 di Bandung, Rabu.

Menurut dia sejak perencanaan hingga proses uji terbang perdana, N219 telah menghabiskan biaya sekitar 62 juta dolar Amerika Serikat atau setara Rp827 miliar. 

Namun, untuk bisa masuk ke lini produksi komersial dengan semua sertifikasi dari institusi penerbangan dunia yang berwibawa, masih diperlukan proses yang panjang dan berliku. Misalnya sertifikasi dari Badan Penerbangan Amerika Serikat (FAA). 

Santoso mengatakan, sejumlah tes berikutnya serta penyempurnaan terhadap N219 masih menunggu, yang secara total diperkirakan memerlukan anggaran Rp1 triliun.

Anggaran pembuatan pesawat ini, kata dia, jauh lebih murah dibandingkan pesawat terdahulu, dan membandingkan biaya persiapan dan pengembangan N250 mencapai 25 kali lipat dari N219 atau mencapai sekitar 1,8 miliar dolar.

"Jadi anggaran sekitar 62 juta dollar ini kecil kalau dibandingkan program N250 yang menghabiskan 25 kali lebih dari program ini," ujarnya.

PT DI, menurut dia, memang mendesain pesawat murah yang disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki pemerintah.

"Hal ini agar tidak membebani pemerintah yang juga ingin mengembangkan pesawat karya anak bangsa sendiri," kata dia.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017