Denpasar (ANTARA News) - Dua program unggulan Bali Mandara berhasil mewakili Indonesia pada ajang Kompetisi Inovasi tingkat internasional tahun 2018, setelah melalui seleksi selama tiga tahun terakhir.

"Kita patut berbangga karena dua program Bali Mandara akan membawa nama Indonesia di kancah dunia," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra, di Denpasar, Rabu.

Dua program unggulan tersebut yakni RS Mata Bali Mandara dan SMA Negeri Bali Mandara. Kepastian mengenai lolosnya dua program unggulan dari Pemprov Bali itu tertuang dalam surat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB).

"Dalam surat itu disebutkan bahwa melalui proses seleksi dan penilaian sepanjang tahun 2014-2017, KemenPAN-RB menetapkan 20 inovasi layanan yang layak mewakili Indonesia pada kompetisi inovasi internasional," ujar Dewa Mahendra.

Ajang ini diselenggarakan oleh Observatory of Public Sector Innovation (OPSI) dari Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD).

Untuk mempersiapkan duta Indonesia pada ajang tersebut, KemenPAN-RB telah melaksanakan bimbingan kompetisi inovasi yang digelar di Jakarta, Senin (14/8).

Dia mengemukakan, RS Mata Bali Mandara mengikuti Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) tahun 2016. Dengan proposal berjudul "Kami Datang, Penglihatan Terang" RS Mata Bali Mandara berhasil melenggang menjadi TOP 35.

RS Mata kebanggaan masyarakat Bali ini menyita perhatian tim panelis karena inovasi layanannya terbukti berhasil menurunkan angka kebutaan, khususnya yang disebabkan oleh katarak.

Mengacu Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) pada 2007 tingkat kebutaan di Bali mencapai satu persen atau di atas prevelansi nasional yang saat itu ada pada kisaran 0,9 persen. Sebagian besar atau 0,78 persen angka kebutaan itu ternyata dipicu oleh kasus katarak.

Berpedoman pada data tersebut, Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang menggulirkan program Bali Mandara sejak Agustus 2008 menetapkan penanganan penyakit katarak sebagai salah satu prioritas di bidang kesehatan.

"Sejak saat itu, Bapak Gubernur didukung jajarannya memperkuat fungsi Rumah Sakit Mata Bali Mandara. Salah satu strategi yang diterapkan adalah pendekatan pelayanan kesehatan mata masyarakat melalui tindakan operasi katarak di luar gedung (jemput bola)," ucapnya.

Untuk lebih mengoptimalkan penanganan katarak, Pemprov Bali juga membentuk Komite Penanggulangan Gangguan penglihatan dan Kebutaan (PGPK) yang bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan operasi jemput bola.

Selain membentuk komite PGPK, Pemprov juga menambah jumlah petugas (dokter, perawat dan pemegang program) yang sudah dilatih pada puskesmas yang tersebar di seluruh Bali yang bertugas melakukan "screening" pasien katarak serta melayani pemeriksaan pasca-operasi.

Langkah inovasi itu mampu meningkatkan jumlah tindakan operasi katarak dari 3.368 orang pada 2011 menjadi 5.751 pada tahun 2015. Pendekatan jemput bola ini terbukti mampu menurunkan angka kebutaan di Provinsi Bali dari 1 persen menjadi 0,3 persen.

Sementara itu, SMA Negeri Bali Mandara merupakan program unggulan Pemprov Bali di bidang pendidikan yang mengikuti Sinovik tahun 2017.

Dengan judul inovasi "Mencerdaskan Si Miskin Menjadi Generasi Emas", sekolah yang berlokasi di Kubutambahan Kabupaten Buleleng ini lolos ke TOP 99 dan melaju untuk mengikuti seleksi TOP 40.

Keberadaan sekolah yang mulai menerima siswa sejak tahun ajaran 2011/2012 ini menyedot perhatian khalayak karena segudang prestasinya. Hingga saat ini SMAN Bali Mandara telah mengoleksi tak kurang dari 875 penghargaan dari berbagai lomba di level lokal, nasional hingga internasional.

"Tidak semata berorientasi prestasi, pendirian sekolah ini sejatinya didasari semangat untuk memutus mata rantai kemiskinan di Pulau Dewata. Oleh karenanya, kemiskinan menjadi syarat utama dalam seleksi penerimaan siswa baru di sekolah ini," kata Dewa Mahendra.

Dengan tempaan pendidikan berkualitas berstandar internasional bersistem asrama, lulusan sekolah ini diharapkan mampu mengangkat derajat ekonomi keluarga mereka.

"Terobosan ini terbukti sangat berhasil karena banyak lulusannya memperoleh beasiswa dan saat ini tengah menempuh pendidikan di universitas terkemuka dalam dan luar negeri. Bahkan, banyak diantara mereka yang berhasil lulus ujian seleksi pada sekolah ikatan kedinasan," ucap birokrat asal Kabupaten Buleleng itu.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017