Kuala Lumpur (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olah Raga Malaysia, Khairy Jamaluddin, mengatakan pihaknya telah mengarahkan kepada panitia agar buku SEA Games 2017 yang memuat kesalahan pencetakan benderan Indonesia dalam keadaan terbalik tidak diedarkan lagi.

"Saya telah mengarahkan agar buku tersebut tidak diedarkan lagi dan meminta percetakan yang baru dibuat agar membetulkan kekhilafan," ujar Khairy saat jumpa pers dengan Menpora RI, Imam Nahrawi di Kuala Lumpur, Minggu.

Khairy mengatakan pihaknya nanti akan mengantarkan kembali buku-buku baru yang sudah dicetak kepada tamu-tamu kehormatan seperti perwakilan pemerintah se-ASEAN dan sebagainya sebagai buku pengganti.

"Saya sudah menginformasikan kepada Pak Imam bahwa Menteri Luar Negeri Indonesia telah berhubungan dengan Menteri Luar Negeri Malaysia. Satu permohonan maaf resmi akan disampaikan pemerintah Malaysia melalui Kemenlu Malaysia," katanya.

Khairy mengharapkan agar permintaan maaf secara lisan dan tertulis tersebut bisa diterima warga negara Indonesia sehingga hubungan kedua negara tetap terbina.

"Dengan semangat setia kawan dan serumpun saya berharap agar permintaan maaf ini diterima pemerintah Indonesia. Hubungan ini saya rasa banyak yang lebih baik daripada kekurangannya. Melalui SEA Games ini kita dapat mengeratkan silaturahim dan melanggengkan persahabatan," katanya.

Menteri Pemuda dan Olah Raga, Imam Nahrawi mengatakan pihaknya memaklumi momentum SEA Games menjadi pertemuan seluruh negara ASEAN menguatkan persahabatan dan persatuan dan menjaga kehormatan negara-negara peserta.

Karena itu, ujar dia, pihaknya memaklumi dan segera melaporkan ke Presiden Joko Widodo agar proses lebih lanjut bisa dilaksanakan dan pihaknya berharap agar peristiwa tersebeut tidak terulang kembali karena bendera adalah simbol masing-masing negara.

"Kami memaklumi, Menlu RI juga sudah menghubungi Menlu Malaysia. Peristiwa ini jangan membuat atlet Indonesia dan negara peserta kendor tetapi dijadikan sebagai pelajaran penting agar di masa mendatang tidak terulang kembali," katanya.

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017