Akhir tahun ini kami akan menerjunkan 5.930 pendamping petani dari unsur mahasiswa ..."
Yogyakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian akan melibatkan ribuan mahasiwa untuk mendampingi petani guna memastikan peningkatan produksi pertanian.

"Akhir tahun ini kami akan menerjunkan 5.930 pendamping petani dari unsur mahasiswa, dosen, alumni pergurian tinggi pertanian, serta pemuda tani," kata Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Gunawan Yulianto di Yogyakarta, Kamis malam (24/8).

Dalam Rapat Koordinasi Program Pendampingan Mahasiswa/Alumni/Pemuda Tani APBNP 2017 itu, ia mengatakan ribuan pendamping pertanian dari 40 perguruan tinggi mitra Kementan dan tujuh Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) akan mulai ke lahan pertanian pada September hingga November 2017.

"Kami yakin meski waktu pelaksanaannya sangat singkat, namun akan efektif jika dilakukan secara optimal," ujarnya.

Ribuan pendamping itu, dikemukakannya, akan disebar ke seluruh wilayah Indonesia mulai Aceh hingga Papua dengan memprioritaskan derah-daerah penghasil tanaman pangan dan hortikultura, misalnya sentra bawang putih di Temanggung dan cabai di Yogyakarta.

Keterlibatan mahasiswa, dosen, alumni perguruan tinggi pertanian dan pemuda tani, menurut dia, untuk memastikan terealisasinya inovasi di bidang pertanian. Dengan upaya itu, kata dia, juga diyakini mampu mendukung terwujudnya Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045.

"Pelibatan mereka juga untuk membantu penyuluh pertanian di bawah Kementan yang jumlahnya masih terbatas untuk menjangkau 72.000 desa potensi pertanian," tuturnya.

Ia menyatakan ada beragam kegiatan akan dilakukan dalam pendampingan itu, di antaranya menggerakkan kelompok tani untuk menerapkan teknologi tepat guna, hingga membantu membangun jejaring agribisnis dan kemitraan petani dengan pelaku usaha.

Gunawan optimistis melalui pendampingan itu akan membantu memperkuat sistem agribisnis dari hulu ke hilir, bukan hanya pada komoditas padi, jagung dan kedelai (pajale), namun juga seluruh tanaman hortikultura seperti cabai, bawang merah serta bawang putih.

"Kalau dulu kan hanya fokus pada tanaman pajale saja. Sekarang kami akan prioritaskan semua termasuk seluruh tanaman hortikultura sehingga Indonesia tidak perlu impor lagi," katanya menambahkan.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017