Manila (ANTARA News) - Filipina mulai memantau dugaan kasus flu burung pada manusia pada Jumat setelah 34 pekerja pertanian di dua kota di utara ibu kota Manila memiliki gejala mirip flu setelah terpapar langsung unggas yang terinfeksi.

Pejabat dari Departemen Kesehatan dan Pertanian mengatakan bahwa tes laboratorium di Australia mengkonfirmasi adanya wabah virus flu burung mematikan dari strain H5N6. Strain itu menular ke manusia, namun angka kematiannya rendah.

Menteri Kesehatan Paulyn Ubial mengatakan pada sebuah konferensi pers bahwa 34 kasus infeksi flu burung pada manusia terdeteksi di provinsi Pampanga dan Nueva Ecija, di pulau utama Filipina, Luzon, di utara ibu kota Manila.

"Mereka demam, batuk dan pilek," katanya, seraya menambahkan beberapa di antaranya menderita diare.

"Semua dari mereka memiliki paparan langsung terhadap unggas dan mereka mengembangkan gejala umum influenza. Mereka sudah diberi obat-obatan tapi sekarang kita memantau kondisi mereka."

Filipina telah memusnahkan lebih dari 470 ribu ekor ayam, bebek dan burung puyuh di tiga kota di Pampanga dan Nueva Ecija sejak 11 Agustus, sehari setelah pemerintah mengkonfirmasi wabah flu burung pertama di negara tersebut.

Hampir 500 tentara telah dimobilisasi untuk mempercepat pemusnahan unggas yang terinfeksi di sekitar 40 peternakan di kota San Luis di Pampanga dan di San Isidro dan Jaen di Nueva Ecija.

Filipina bergabung dengan negara-negara di Asia, Eropa dan Afrika yang telah mengalami wabah flu burung dalam beberapa bulan terakhir. Banyak strain hanya menginfeksi burung, namun strain H7N9 telah menyebabkan kasus pada manusia, termasuk kematian di China.

Pekan lalu, Filipina mengerahkan lebih banyak tentara untuk memusnahkan ribuan ayam per hari setelah kementerian pertanian memastikan penyebaran flu unggas ke provinsi kedua di utara ibu kota, Manila.

Lebih dari 100 tentara dikirim ke kota Jaen dan San Isidro di provinsi Nueva Ecija setelah dua penderita flu unggas terlacak di burung puyuh, kata juru bicara militer Letnan Kolonel Isagani Nato dalam pernyataan.

Penularan baru flu unggas itu terjadi di sekitar 50 km dari wabah awal di daerah rawa Pampanga, tempat perlindungan bagi burung berpindah dari China.

Nato mengatakan bahwa pengiriman pasukan di Nueva Ecija dilakukan setelah permintaan bantuan dari Biro Industri Hewan di Departemen Pertanian "setelah mengkonfirmasikan insiden baru wabah flu burung".

Dia mengatakan tentara sekarang menjalani pelatihan tentang bagaimana melakukan pekerjaan mereka dalam memusnahkan unggas.

Brigadir Jenderal Rodel Mairo Alarcon mengatakan tentara Filipina dan Angkatan Bersenjata Filipina 100 persen mendukung upaya itu.

Prajurit akan diberi perlengkapan pelindung dan dosis obat, Tamiflu, untuk mencegahnya kemungkinan infeksi, demikian Reuters.

(G003/M016) 

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017