Jakarta (ANTARA News) - Lukisan berjudul Air Mancar (1973) dan Jayakarta (1975), yang menceritakan tentang evolusi Jakarta, karya maestro seni lukis Indonesia, Srihadi Soedarsono, dipamerkan dalam pameran bertajuk Menyingkap Ja(Ya)karta, di Museum Seni Rupa dan Keramik, Jakarta.

Ketua Umum Yayasan Mitra Museum Jakarta (YMMJ), Soedarmadji Damais, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (26/8), menuturkan lukisan Jayakarta yang dipamerkan hingga 23 Oktober 2017 itu menceritakan tentang evolusi Kota Jakarta dalam membangun fisik serta sebuah cerminan keberhasilan masyarakat menegaskan toleransi dalam keseharian.

"Kami merasa lukisan ini patut ditampilkan di bulan kemerdekaan ini agar masyarakat dapat menikmati keindahannya sekaligus memaknai goresan perjuangan yang tertoreh di dalamnya," tutur Soedarmaji.

Pada awalnya, lukisan Jayakarta dipajang di ruang khusus untuk menjamu tamu penting pemerintahan di Balai Kota Jakarta semasa Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin,nmenjabat namun kini ruangan tempat lukisan Jayakarta dipajang tidak lagi digunakan sebagai tempat menerima tamu.

Jayakarta banyak mengandung unsur-unsur kenangan pembangunan Kota Jakarta dari masa ke masa, serta mengandung nilai sejarah dan perjuangan.

Hingga kini, kata dia, lukisan tersebut belum mendapatkan perawatan fisik secara maksimal dan dalam waktu dekat upaya restorasi yang lebih memadai dan sesuai dengan kaidah pelestarian dan konservasi akan diupayakan.

Pihaknya berharap rangkaian karya yang memaparkan dinamika hubungan antara pemerintah, seni rupa, dan perkembangan Jakarta tersebut dapat menjadi media refleksi publik.

Pameran itu juga menyertakan karya baru dari Soedarsono berupa lukisan berjudul From Jayakarta to the Glorious Maritime Nation yang dibuat dalam rangka menjaga keberlangsungan karya Jayakarta dalam konteks hari ini.

"Kota Jakarta adalah kota tua dan tumbuh berkembang sebagai kota metropolitan yang modern, sejajar dengan kosmopolitan dunia. Tiap warga negara Indonesia harus bangga terhadap ibu kotanya yang memiliki identitas nasional dan internasional," ujar Soedarsono. 

Pewarta: Dyah Dwi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017