Jakarta (ANTARA News) - Cendekiawan Indonesia Syafii Maarif mengatakan guru sejarah harusnya mengajarkan gagasan dari bapak bangsa agar generasi muda dapat memahami Pancasila sebagai sumber pemikiran kebangsaan.

"Para pendiri bangsa ini umumnya paham sejarah, seperti Soekarno, Tan Malaka, Hatta, Agus Salim dan lainnya. Mereka punya cita-cita mulia untuk bangsa ini. Untuk itu guru sejarah mari baca kembali tulisan mereka," kata Syafii Maarif saat memberikan Ceramah Umum Kesejarahan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Senin.

Dia ingin guru sejarah dapat mendidik anak-anak menjadi patriot yang otentik, untuk itu saat mengajar guru sejarah tidak hanya bergantung pada kurikulum saja, mereka juga harus berkreasi dalam memberikan materi kepada peserta didik.

Dia juga meminta guru sejarah untuk memperbanyak bacaannya tidak sebatas pada buku sejarah tetapi juga novel, filsafat dan agama sehingga guru dapat memberikan berbagai macam sudut pandang dalam mengantarkan pelajaran sejarah.

"Guru sejarah itu referensi bacaannya harus luas, tidak boleh hanya baca sejarah, supaya anak didik itu dapat melihat situasi dalam berbagai dimensi," kata dia.

Dia mengatakan sejarah adalah penghubung antara masa lampau dan masa sekarang, sekaligus menunjukkan arah masa depan bangsa.

Menurut dia, saat ini masyarakat Indonesia telah kehilangan arah dan tidak memahami tujuan kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh orang-orang terdahulu.

Nasionalisme Indonesia adalah gagasan untuk melawan dari penindasan, orang Indonesia ingin mengubah status dari terjajah menjadi merdeka.

"Tujuan kemerdekaan itu untuk kesejahteraan umum, namun kita lihat sekarang keadilan sosial belum terwujud, ketimpangan sosial masih tajam," kata dia.

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017