Ramallah (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan bahwa solusi dua negara bagi konflik Israel dan Palestina tetap menjadi satu-satunya pilihan tepat dalam kunjungan pertamanya ke Tepi Barat sejak menduduki jabatan pada Selasa (29/8).

Guterres berbicara setelah bertemu dengan Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah di Ramallah menyusul perundingan dengan pemimpin Israel pada hari sebelumnya.

"Saya ingin menyampaikan komitmen total PBB dan komitmen penuh saya secara pribadi untuk melakukan segala hal agar solusi dua negara terwujud," katanya.

"Saya telah beberapa kali mengatakan bahwa tidak ada Rencana B untuk solusi dua negara," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.

Solusi dua negara bagi konflik tersebut telah menjadi dasar diplomasi internasional sejak awal 1990, tetapi baru-baru ini terancam.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin apa yang dianggap sebagai pemerintahan sayap kanan paling ekstrem dalam sejarah negaranya, dan mengisyaratkan bahwa dia tidak berniat memindahkan permukiman di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Permukiman Israel dibangun di lahan yang dianggap warga Palestina sebagai bagian dari negara masa depan mereka.

Guterres pada Selasa menyebut permukiman Israel sebagai "rintangan besar" bagi perdamaian dan mengatakan permukiman itu "ilegal di bawah hukum internasional."

Setelah bertemu Netanyahu pada Senin, dia mengkritik pembangunan permukiman itu namun juga mengatakan bahwa warga Palestina harus mengutuk "terorisme".

Ia mengatakan pada Selasa bahwa "penting untuk menciptakan kondisi bagi para pemimpin dari semua pihak guna menyeru ketenangan, guna menghindari bentuk-bentuk penghasutan, supaya kekerasan mereda".

Upaya perdamaian Palestina dan Israel mandeg sejak inisiatif pimpinan Amerika Serikat runtuh pada 2014. (kn)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017