Jakarta (ANTARA News) - Membeli kendaraan bekas untuk jenis roda empat maupun roda dua dengan cara kredit ternyata tetap diminati konsumen di Indonesia.

Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli menjelaskan pembiayaan kredit mobil dan motor bekas tetap diminati konsumen berdasarkan portofolio pembiayaan perusahaan tersebut yang mencatat kredit motor bekas menyumbang 21 persen dan mobil bekas sebesar 18 persen.

Adapun kredit motor baru sebesar 35 persen, mobil baru 23 persen, sedangkan peralatan elektronik 3 persen.

Kredit kendaraan bekas memiliki segmen konsumen tersendiri, terutama bagi konsumen yang ingin memiliki kendaraan siap pakai dengan harga yang lebih murah dibandingkan kendaraan baru.

"Buat kami, motor bekas itu berkontribusi bagus, walaupun memang tidak sebesar motor baru. Namun bagi kami, motor baru dan bekas punya segmen yang berbeda. Ada yang mau langsung pakai dan suka ganti-ganti maka menggunakan motor bekas," kata Hafid Hadeli kepada wartawan seusai konferensi pers ulang tahun ke-27 Adira Finance di Jakarta, Kamis.

Kendaraan bekas pun tetap memiliki daya tarik tersendiri walaupun kendaraan baru ditawarkan dengan uang muka (DP) yang terjangkau.

"DP Murah ada pengaruhnya, tapi segmentasi motor bekas ada saja. Tidak semua karena DP motor baru murah, lantas orang berbondong-bondong ke sana," jelas dia.

Hafid Hadeli menjelaskan mobil bekas juga menjadi salah satu penopang pertumbuhan tahun pada ini.

"Jadi mobil bekas itu tumbuh 1 persen dibanding tahun lalu, mobil baru 8 persen. Itu semester pertama," katanya. "Sampai akhir tahun kalau bisa mobil bekas naik lebih dari 1 persen."

(Baca: Adira Finance sentuh 15 juta nasabah selama 27 tahun beroperasi)

Pewarta:
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017