Kudus (ANTARA News) - Alfa Wahyudinata (11) asal Banyumas hanya menjawab sepatah atau dua patah kata saja pada orang yang baru ia temui.

Usai bertanding di hari kedua audisi umum beasiswa PB Djarum, dia duduk pinggir lapangan memperhatikan rekan seperjuangannya berlaga.

Sang pelatih, Lilij mengakui anak didiknya itu memang pemalu. Pun saat pertandingan. Alfa menurut dia bahkan sangat tampak kurang percaya diri.

"Anaknya pemalu, jadi harus digeber. Saya deg-degan nontonnya. Tadi lihat kan, di lapangan terlalu dingin," ujar Lilij di sela pertandingan babak perempat final berlangsung di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jateng, Kamis.  

Lilij mengatakan, ayah Alfa bahkan pernah berceloteh akan membeli mental jika memang ada yang menjualnya.  

Namun, di balik sifatnya itu, nyatanya Alfa mampu menembus final audisi, setelah mengalahkan Fardhan Zaky Wibisonop asal Surabaya, dua game langsung.

Lilij mengaku akan terus membantu Alfa meningkatkan kepercayaan dirinya, salah satunya memberi Alfa instruksi untuk mau membuka pembicaraan dengan orang lain.

Tak hanya Alfa, Mochammad David Montella (10) asal Malang juga memiliki karakter serupa, pemalu dan pendiam. Dia lebih banyak tersenyum tipis pada orang yang menanyainya dan melemparkan jawaban pada sang bunda, Astuti.

"Iya memang pemalu anaknya," ujar Astuti.


David yang kini tak lagi bergabung dalam klub bulu tangkis manapun itu sebelumnya harus bersaing ketat melawan Justitia Farhan Nafila di babak perempat final dan Rasya Taufik Ali di tahap semifinal.

Selain mereka yang lolos ke final (12 orang) setelah memenangkan pertandingan di semifinal, 17 peserta juga berhak melangkah ke babak final karena mendapatkan super tiket dari tim pencari bakat.

Nantinya ke-29 orang ini akan mewakili kudus bersaing di babak final audisi umum, melawan  110 orang peserta yang lolos ke final dari tujuh kota, yakni Pekanbaru, Banjarmasin, Manado, Cirebon, Solo, Purwokerto dan Surabaya.

Tahap final hingga karantina


Dalam tahap final yang dimulai pada besok hari hingga 10 September 2017, para finalis mendapatkan kesempatan dua kali bertanding untuk menunjukkan kemampuannya di hadapan para pelatih PB Djarum.

Penampilan mereka di dua pertandingan ini akan menjadi pertimbangan apakah mereka berhak untuk bertanding di hari selanjutnya.

Kemudian pada Sabtu mereka akan kembali mendapat kesempatan satu kali bertanding. Hasil pertandingan ini akan menjadi penentu mereka untuk melaju ke tahap berikutnya yang akan digelar pada Sabtu sore.

Selanjutnya, keesokan harinya, para finalis harus menjalani pertandingan terakhir mereka sebelum para pelatih PB Djarum memutuskan siapa yang layak untuk melaju ke tahap karantina. Mereka yang lolos akan langsung menjalani tahap karantina yang akan digelar pada 10 hingga 16 September mendatang.

“Penilaian kami tidak hanya dari kalah atau menang saja, kami juga akan menilai kelebihan teknik mereka apakah itu footwork, pukulan, tenaga, atau stamina. Tetapi kami juga mempertimbangkan daya juang, ditambah juga potensi mereka untuk bisa berkembang atau tidak, kami juga membandingkan kualitas peserta yang seusia mereka dengan atlet kami yang sudah berada di Kudus,” ujar Manajer Tim PB Djarum, Fung Permadi di Kudus, Kamis.

“Dalam karantina ini, akan dilihat bagaimana kedisiplinan dan kehidupan mereka sehari-hari. Apakah mereka memiliki konsistensi semangat dalam keseharian mereka. Sebenarnya waktu karantina ini relatif pendek, " lanjut dia.

Setelah lolos tahap karantina, mereka yang berhasil dinyatakan bergabung bersama PB Djarum akan segera memasuki asrama dan berlatih sebagai atlet PB Djarum.

Selain mendapatkan pelatihan dari para pelatih berpengalaman di PB Djarum, mereka juga akan mendapat fasilitas terbaik dalam program beasiswa bulutangkis ini. Termasuk di dalamnya adalah kesempatan bertanding di turnamen nasional dan internasional.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017