Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah kiai Nahdlatul Ulama (NU) dari daerah Mataraman, Jawa Timur menyodorkan satu nama yang diusung oleh NU Jawa Timur untuk maju dalam Pilkada Jatim, yakni Saifullah Yusuf atau yang biasa disapa Gus Ipul.

KH Anwar Iskandar mewakili suara para kiai daerah Mataraman menyampaikan usulan itu kepada Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan, Ahmad Basarah yang diutus langsung Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat melakukan kunjungan kepada Kiai NU ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, pimpinan KH Anwar Manshur, Kamis.

Siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, agenda kunjungan yang dilakukan Ahmad Basarah itu dalam rangka mendengarkan aspirasi, masukan, serta pertimbangan para kiai dan ulama NU terkait berbagai persoalan bangsa, dan juga dalam rangka mendengarkan aspirasi para kiai NU terkait Pilkada 2018 di Jawa Timur.

Para kiai NU bahkan sudah meminta PKB sebagai kendaraan politiknya dan sekaligus meminta Gus Ipul untuk mendaftar melalui PDIP.

"Beberapa hari lalu, kami para Kiai di Jatim sudah ketemu, dan sepakat bahwa pilkada tidak boleh korbankan kesatuan dan persatuan masyarakat dan bangsa. Harus lahirkan pemimpin yang mampu sejahterakan masyarakat, mampu jaga stabilitas. Banyak poin yang sifatnya makro, baru kemudian sebut nama. Nah soal nama, kami sudah sepakat, untuk calonkan Saifullah Yusuf sebagai cagub Jawa Timur, untuk selanjutnya meminta PKB menjadi kendaraan politiknya. Dan meminta kepada Saifullah untuk daftar ke PDIP," kata Kiai Anwar Iskandar.

Turut hadir dalam pertemuan itu diantaranya sejumlah kiai dari Lirboyo yakni KH Abdulloh Kafabihi Mahrus, KH Habibulloh Zaini, KH Anim F Mahrus, KH Hasan Zamzami Mahrus, KH Athoillah S Anwar, dan KH M Maruf Zainuddin.

Kemudian dari Blitar KH Dliyauuddin Zubaidi, dari Tulungagung KH Abdul Hadi Mahfudz dan KH Minan Ali, serta dari Nganjuk KH Ali Musthofa Said dan KH Hamida, dari Trenggalek KH Kholifah Sholeh dan KH Muh Mukhlas Noer.

Lalu, dari Kediri KH Abdul Hamid Abdul Qodir, KH Sholeh Abdul Jalil, KH Nashir Badrus, KH Najib Zamzami, KH Nurul Huda Ahmad, KH Zainuri Faqih, KH Abu Bakar Abdul Jalil, KH Zubaduzzaman, Kyai Anang Darunnaja, dan KH Thoha Douglas Yahya (Gus Lik).

Adapun yang turut mendampingi Basarah yakni Sekjen Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDI Perjuangan Falah Amru, dan Fungsionaris Bamusi Numan Anshori dan Yayan Sopyani Al Hadi, serta Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, Kusnadi, dan Bupati Ngawi Budi Sulistyono.

Setelah menyampaikan nama Gus Ipul sebagai calon yang didukung para Kiai NU, Kiai Anwar kemudian menyampaikan sikap para kiai soal posisi cawagub yang diserahkan sepenuhnya kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Siapa yang ditunjuk, yang dikehendaki Ibu Mega kami akan terima dan dukung. Yang penting, harus menang. Setelah itu, kita rawat bersama-sama Jatim yang aman, tentram, dan diridhoi Allah," tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kiai Anwar Iskandar juga menyampaikan pentingnya sinergi kekuatan Islam- Nasionalis di Indonesia karena Indonesia sejak awal berdirinya adalah hasil kerja keras dan perjuangan para pendiri bangsa yang mewakili golongan kebangsaan dan golongan agama, khususnya Islam yakni para kiai dan ulama.

"Ini baik dalam upaya meneruskan yang dulu dilakukan Bung Karno dan Mbah Hasyim, Gus Dur dan Mbak Mega, dan sekarang ini kita teruskan. Begitu indah sekali," tuturnya.

Kiai Anwar Iskandar menambahkan, PDIP secara politis partai terbesar,sementara NU kultural terbesar. Kalau bisa sinergi PDIP-NU akan hasilkan sesuatu yang luar biasa bagi bangsa dan negara.

"Apalagi secara ideologi, siapa sih yang meragukan nasionalisme PDIP Dan NU kalau bicara soal nasionalisme juga seperti pelajaran wajib di pesantren. Menjaga agama, negara, keturunan, harga diri, adalah kewajiban. Bahkan Mbah Hasyim pernah keluarkan fatwa Hubbul Waton Minal Iman yaitu mencintai bangsa adalah bagian dari iman." tegasnya

Sementara itu, Ahmad Basarah menyampaikan apa yang menjadi aspirasi dan masukan Kiai NU akan disampaikan langsung kepada Ketua Umum, pada Minggu (10/9) nanti dan dipastikan akan menjadi pertimbangan penting dalam mengambil keputusan soal calon di Pilkada Jatim.

"PDI Perjuangan akan mengadakan rapat kerja Tiga Pilar Partai, yang dihadiri dan dipimpin Ibu Mega. Nanti akan saya sampaikan laporan ini langsung kepada beliau, dan saya pastikan akan menjadi pertimbangan penting dalam mengusung cagub Jatim," katanya.

Bagi PDI Perjuangan, masukan dan aspirasi dari kiai sepuh di Mataraman ini juga tentu tidak lepas dari keyakinan betapa pentingnya sinergi Nasionalis-Islam dalam membangun bangsa ini. Seperti juga dulu dicontohkan Bung Karno, yang saat itu rutin mengajak diskusi dan meminta saran dari para kyai, seperti Mbah Kyai Wahab Hasbullah dan juga Mbah Kyai Wahid Hasyim.

"PDIP akan senantiasa mengajak NU untuk selalu bergandengan tangan dan bekerja sama mengawal negara Pancasila dari berbagai macam ancaman yang datang dari dalam dan luar negeri," tandas Basarah.

Seperti diketahui, Pondok Pesantren Lirboyo Kediri merupakan salah satu pesantren tertua dan terbesar di Jawa Timur dengan jumlah santri sekitar 20.000 orang pada saat ini. Diantara lulusan Pondok Pesantren Lirboyo adalah Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, dan KH Mustofa Bisri, Rembang.

Saat ini Pesantren Lirboyo diasuh oleh KH Anwar Manshur yang menjabat sebagai Rois Suriah PWNU Jawa Timur. Ibu Megawati pernah berkunjung ke Pesantren Lirboyo pada penutupan Muktamar NU tahun 1999 saat menjabat sebagai wakil presiden.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017