Memang benar itu tak mendidik, tapi itu bukan masalah besar. Dia tak pantas dilarang FIFA
London (ANTARA News) - Manajer Tottenham Mauricio Pochettino tidak menganggap serius insiden acungkan jari tengah oleh pemainnya Dele Alli saat tampil untuk Timnas Inggris ketika melawan Slowakia di Wembley Senin lalu. Dia menyatakan perilaku lebih buruk dari itu sering terjadi sewaktu dia menjadi pemain.

Alli sendiri menganggap bahasa tubuh dia saat menang 2-1 melawan Slowakia itu hanya candaan kepada temannya Kyle Walker yang kemudian dibenarkan Pochettino.

Pochettino memulai karir sepak bolanya sebagai pemain Argentina pada 1989 dan sejak itu dia sering melihat insiden yang jauh lebih buruk terjadi tanpa tertangkap kamera televisi dan kemudian dilupakan orang.

"Ketika saya masih menjadi pemain hal yang lebih buruk pernah terjadi di lapangan. Tetapi itu semua tak muncul di televisi. Saya ingat suatu hari saat bermain untuk Newell's Old Boys, seorang striker meludahi saya dan itu kena mulut saya. Tak ada kamera yang menangkap itu," kata Pochettino.

Dia lalu bereaksi balik dengan memukul si striker tanpa berniat melukainya. "Wasit lalu bilang ke saya, 'anak-anak kecil akan ngomong apa jika mereka melihat kamu begitu? Saya jawab, 'maaf, maaf'. Si wasit lalu bilang, 'kamu dan kamu, kartu kuning!'"

"Tapi era sepak bola sekarang banyak kamera. Pada zaman saya, cuma ada satu kamera di tengah dan dua di  belakang gol. Kini lebih dari sekadar mengendalikan bahasa tubuh dan perilaku di lapangan. Memang bagus, itu evolusi. Tetapi saat bersamaan, bahasa tubuh seperti itu tak penting. Itu hanya candaan. Memang benar itu tak mendidik, tapi itu bukan masalah besar. Dia tak pantas dilarang FIFA."

Baca juga: Insiden jari tengah Dele Alli berbuntut panjang


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017