Washington (ANTARA News) - Kerugian ekonomi gabungan akibat Badai Harvey dan Irma ditaksir mencapai 290 miliar dolar AS (sekitar Rp3,81 kuadriliun), setara dengan 1,5 persen produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS), menurut laporan perusahaan cuaca AccuWeather Minggu (10/9) waktu setempat.

"Kami meyakini perkiraan kerugian akibat (Badai) Irma mencapai sekitar 100 miliar dolar AS (sekitar Rp1,31 kuadriliun), salah satu badai paling mahal sepanjang masa,” kata CEO dan pendiri perusahaan tersebut Joel Myers dilansir dari AFP.

Harvey, yang menerjang Texas dan sebagian Louisiana pada akhir Agustus, akan menjadi "bencana cuaca paling mahal dalam sejarah AS dengan kerugian 190 miliar dolar AS (sekitar Rp2,50 kuadriliun) atau satu persen lebih dari PDB" yang mencapai 19 triliun dolar AS (sekitar Rp250 kuadriliun).

Laporan tersebut mengatakan mendapatkan angka itu dengan menghitung gangguan pada bisnis, lonjakan tingkat pengangguran dalam periode yang lama, kerusakan transportasi dan infrastruktur, gagal panen termasuk penurunan 25 persen dalam panen jeruk.

Termasuk juga peningkatan biaya bahan bakar meliputi bensin, minyak tanah dan avtur, kerusakan rumah tangga dan hilangnya dokumen berharga.

Sayangnya, hanya sebagian kecil dari kerugian tersebut yang akan diganti oleh asuransi, menurut Myers.

(Baca: Kerugian asuransi Topan Harvey mencapai Rp394,5 triliun)

Penerjemah: Alviansyah P
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017