Makassar (ANTARA News) - Kelompok Terbang 6 asal Papua yang berjumlah 453 orang bersama petugas haji memenuhi Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan, setelah 40 hari menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Mekah.

"Jumlah jamaah haji yang tiba ini berkurang dari normalnya, yakni 455 orang, karena menurut informasi Siskohaj ada dua yang dirujuk di rumah sakit Kesehatan Haji Indonesia (KHI)," kata Sekretaris PPIH Embarkasi Debarkasi Haji Makassar H Kaswad Sartono di Makassar, Senin.

Kedua jamaah haji yang dirujuk ke RS SHI itu karena menderita penyakit jantung dan paru-paru, yaitu atas nama Bapak Asib bin Kaseng (73 thn) bersama istrinya ibu Madiana binti Musi (68 Tahun).

Ditambah 1 orang lagi dirujuk ke RS Jeddah sesaat menjelang kepulangan di bandara akibat sakit komplikasi diabetes atas nama Amin Warido Sogun (66 thn).

Jamaah Haji Kloter 6 ini berasal dari sejumlah kabupaten/kota di Propinsi Papua diantaranya dari kota Jayapura, Kabupaten Merauke, Jayawijaya, Mappi dan Kabupaten Timika.

Kloter 06 tiba pada Senin sore pukul 16.18 Wita dan masuk aula penerimaan di Asrama Haji Sudiang pada pukul 17.00 Wita dan rencananya ada sejumlah jamaah asal Provinsi Papua ini akan istirahat dan menginap di Wisma Raodah Asrama Haji sambil menunggu untuk diterbangkan ke Papua Selasa (12/9).

Jamaah Haji Kloter 6 ini diterima langsung oleh Kakanwil Kemenag Provinsi Papua Janus Pangaribuan didampingi sejumlah pejabat Kakankemenag kabupaten/kota di Papua.

Kakanwil Kemenag Papua mengucapkan, selamat pada jamaah yang sudah tiba di tanah air.

"Saya merasa bangga karena jemaah kloter 6 ini mampu menjaga soliditas dan semangat kekeluargaannya sampai detik ini," ujarnya. Kloter 6 asal Papua ini diisi oleh hampir semua suku yang ada di Indonesia," katanya.

Karena itu Kloter 6 ini bisa disebut Kloter Indonesia Mini. Hal ini mengingat Kloter 6 ini meskipun disebutkan jamaah haji asal Propinsi Papua, tetapi faktanya sebagian besar merupakan orang Bugis, Makassar dan Jawa. 

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017