Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, sudah bisa beroperasi sebagai embarkasi haji dan umroh pada 2018.

Luhut ditemui di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Selasa petang, mengatakan pihaknya menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) terkait pembelian saham dan pengoperasion bandara tersebut.

"Selama ini kan belum ketemu antara AP II dan Pemprov Jawa Barat, tadi sudah selesai MoU, sahamnya 51:49 untuk Pemprov Jabar. Semua sudah sepakat, target kita haji tahun depan sudah dari situ (Kertajati)," katanya.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menjelaskan setelah menandatangani dua kesepakatan itu, pihaknya akan menyelesaikan "due diligence" sehingga pada Oktober mendatang sudah ada kerangka kesepakatan antara pemegang saham dalam kerja sama pemanfaatan dan pengoperasian bandara.

"Di situ komponennya sudah lebih detil, contohnya berkaitan dengan biaya operasi, sumber daya manusia, aspek marketing dan lainnya," ujarnya.

Awaluddin menuturkan, setelah itu, pihaknya dan Pemprov Jabar selaku pemegang utama saham BIJB akan menyelesaikan rincian besaran pembagian dan pembelian saham.

"Nanti besaran berapa kami menjadi operator sekaligus pemegang saham selesai ada November," katanya.

Segera setelah masalah pembelian saham rampung, masalah pembelian saham rampung, perusahaan "pelat merah" itu akan memulai persiapan operasional sesuai target yang diberikan agar bisa digunakan dalam musim haji 2018.

"Pak Menko (Luhut) minta Juni 2018 harus sudah siap penjadwalan penerbangan haji. Jadi, Lebaran haji tahun depan Bandara Kertajati sudah beoperasi untuk embarkasi haji. Jadi dari Jawa Barat semua lewat situ," katanya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah menghargai Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mendukung pembangunan poyek infrastruktur tersebut. Apresiasi juga disampaikan kepada AP II yang bersedia melakukan pengelolaan sesuai rencana agar dapat beroperasi awal 2018.

"Kami ingin memindahkan haji ke sana sehingga tidak membebani Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Halim

Perdanakusuma. Dengan posisi Kertajati di tengah Jawa Barat, ini jadi troubleshooter (penyelesai masalah)karena selama ini kita mengandalkan Soekarno-Hatta dan Halim," katanya.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso menjelaskan pembangunan Bandara Kertajati dikerjakan oleh BIJB, badan usaha yang dibentuk Pemprov Jabar, di mana mereka juga mengembangkan sisi daerah yang digunakan sebagai kota bandara (airport city). Landasan pacu dibangun oleh Kementerian Perhubungan sementara menara pemantau dibangun oleh AirNav.

"Ini koordinasinya antarsektor supaya bandara bisa beroperasi tahun depan. Ini jadi kado dari Presiden Jokowi kepada masyarakat Jabar untuk bisa terbang langsung dari bandara Jabar sendiri," pungkasnya.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017