Jambi (ANTARA News) - Kesuksesan presenter Tantowi Yahya tak luput berkat dorongan kedua orang tuanya terutama sang bunda yang banyak tahu karena gemar membaca. Dengan logat Palembang Tantowi yang kini menjadi Duta Baca Indonesia menuturkan pengalaman dan di balik kesuksesannya berkat Sang Bunda (kini sudah tiada) pada sebuah `talk show` untuk meningkatkan minat baca masyarakat di Jambi, Selasa (5/6). Karena itu pula ia mengimbau masyarakat agar menjadikan semboyan "Ibuku sebagai perpustakaan pertamaku" untuk meningkatkan minat baca. Tantowi, kakak kandung Helmi Yahya yang juga presenter terkenal di tanah air itu mengakui, berkat dorongan sang bunda itu pula dia kemudian menjadi terkenal. "Saya menjadi terkenal setelah membawa sebuah acara `Who wants to be a millionaire` yang disiarkan RCTI dan kini diganti acara "Deal or no deal," katanya. Mengingat masa kecilnya hingga dewasa di Palembang, tepatnya di Kelurahan 7 Ulu, Tantowi mengungkapkan bahwa kedua orang tuanya selalu menasihati dia dan Helmi agar kelak bisa berhasil, sebab kakak-kakaknya gagal meraih sukses. Orang tuanya mendorong agar dia banyak membaca dan ikut kursus Bahasa Inggris ketika SMA di Palembang, sehingga pengetahuannya terus meningkat. "Meski kami hidup dari keluarga sederhana, sebab ayah saya hanya seorang kyai dan pedagang kacamata di Palembang, sedang ibu saya hanya seorang tokoh partai PPP di Palembang, namun tetap mengusahakan saya dan Helmi hingga kuliah di Jawa," ujar Tantowi yang lahir di Dusun Indra Laya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan 47 tahun lalu itu. Kegemaran Tantowi membaca sejak kecil mengikut jejak ibunya yang tiap hari tak pernah luput membaca koran. "Saya masih ingat ibu saya dulu berlangganan dua koran nasional yaitu Pelita dan Merdeka, sehingga ibu saya banyak tahu tentang perkembangan dunia," ujarnya. Tantowi setelah tamat kuliah D1 Akademi Perhotelan di Yogyakarta lalu hijrah dan memulai karir di Jakarta. Penghasilannya di Jakarta ketika itu meski masih pas-pasan, namun selalu mengirim uang melalui wesel membantu orang tua dan kakak-kakaknya yang sebagian besar kini masih berada di Palembang.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007