Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia Agustus 2017 mencapai 13,48 miliar dolar AS atau turun 399,8 juta dolar AS (2,88 persen) dibanding nilai Juli 2017.

"Namun apabila dilihat year-on-year (secara tahunan), nilai impor Agustus 2017 meningkat 8,89 persen dibandingkan nilai tahun lalu (12,38 miliar dolar AS)," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.

Nilai impor Agustus 2017 yang sebesar 13,48 miliar dolar AS tersebut terdiri dari impor migas 1,96 miliar dolar AS dan impor nonmigas 11,52 miliar dolar AS.

Secara kumulatif nilai impor Januari hingga Agustus 2017 mencapai 99,68 miliar dolar AS atau meningkat 14,06 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kemudian, secara tahunan, impor migas Agustus 2017 tumbuh 9,11 persen dibandingkan Agustus 2016 (1,79 miliar dolar AS). Sedangkan impor nonmigas naik 8,85 persen dibanding Agustus tahun lalu yang tercatat Rp10,58 miliar dolar AS.

Terkait impor migas, nilai Agustus 2017 dibanding Juli 2017 meningkat 180,8 juta dolar AS (10,16 persen) yang dipicu naiknya impor minyak mentah 119,8 juta dolar AS (20,41 persen) dan hasil minyak 62,8 miliar dolar AS (6,25 persen), sementara impor gas turun 1,8 juta dolar AS (0,96 persen)

Sementara peningkatan impor nonmigas terbesar Agustus 2017 dibanding Juli 2017 terjadi pada golongan buah-buahan senilai 63,6 juta dolar AS (277,73 persen), sedangkan penurunan terbesar pada golongan perhiasan dan permata sebesar 184,1 juta dolar AS (71,77 persen).

"Buah sudah kami lacak, yang diimpor memang yang buah yang tidak ada di sini. Impor buah longan dari Thailand yang paling besar kami catat," kata Suhariyanto.

Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari hingga Agustus 2017 ditempati oleh China dengan nilai 21,88 miliar dolar AS (25,94 persen), kemudian disusul Jepang 9,69 miliar dolar AS (11,49 persen), dan Thailand 6,13 miliar (7,27 persen).

Sementara peran terhadap total impor nonmigas Januari hingga Agustus 2017 dari negara-negara ASEAN tercatat 17,32 miliar dolar AS (20,54 persen) dan dari Uni Eropa 7,93 miliar dolar AS (9,41 persen).

Dirinci menurut golongan penggunaan barang ekonomi, diketahui bahwa selama Agustus 2017 golongan bahan baku/penolong memberikan peranan terbesar, yaitu 74,65 persen dengan nilai 10 miliar dolar AS, diikuti oleh impor barang modal 16,48 persen (2,2 miliar dolar AS) dan impor barang konsumsi 8,87 persen (1,1 miliar dolar AS).

Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017