Denpasar (ANTARA News) - Populasi rusa (cervus timorensi) di kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) kini diambang kepunahan, menyusul nasib jalak bali yang mengalami hal serupa di habitatnya di Bali barat. "Populasi satwa ini berkurang drastis akibat berbagai faktor diantaranya faktor alam, dimana tempat lingkungan untuk mencari makan dan berkembangbiak semakin terdesak," kata Kahmad, staf Kantor TNBB, saat dihubungi ANTARA News di Gilimanuk, Bali, Rabu. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya, menurut dia, adanya perburuan secara besar-besaran sehingga populasi binatang yang dilindungi itu kini hanya puluhan ekor, padahal sekitar 10 tahun lalu mencapai ratusan ekor. Ia mengatakan, petugas TNBB berupaya untuk mencegah pencurian dengan cara melakukan patroli secara rutin. Namun pencuri akan melakukan aksinya saat petugas lengah," ucapnya. Maraknya pencurian terhadap Rusa di wilayah itu karena dagingnya yang empuk dan kenyal, juga tanduknya yang indah kalau dijual harganya cukup mahal. "Bagi si pencuri sudah jelas tergiur dengan harga tanduk Rusa yang mahal itu. Padahal di satu sisi mereka telah melanggar undang-undang cagar alam tentang pelestarian satwa langka," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007