Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri RI bersama Menteri Luar Negeri Norwegia memimpin pertemuan Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular mengenai perdamaian, seperti disampaikan dalam keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Senin.

"Mencapai perdamaian itu sulit, memelihara perdamaian jauh lebih sulit," kata Menlu RI Retno LP Marsudi dalam sambutan pembukaan pertemuan Tingkat Menteri mengenai Bina Perdamaian di Perutusan Tetap Republik Indonesia di New York, Amerika Serikat pada Senin (18/9).

Pertemuan yang merupakan inisiatif Indonesia dan Norwegia itu mengawali rangakain kegiatan Menlu RI di Sidang Majelis Umum PBB ke-72. Indonesia dan Norwegia adalah titik fokus untuk isu pendanaan di bawah Komisi Bina Perdamaian PBB, yang selama ini sangat aktif dalam upaya mendukung pembangunan di negara berkembang pasca konflik.

Lebih lanjut, Menlu RI menekankan bahwa tantangan terbesar saat ini dalam upaya mendukung pembangunan di negara-negara pasca konflik adalah memastikan adanya pendanaan yang cepat dan memadai.

Oleh karena itu, kata Menlu Retno, dibutuhkan adanya kerja sama global yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan pendaan guna mendukung pembangunan negara-negara pasca konflik.

"Guna memastikan pendanaan yang memadai, kita semua harus berkontribusi. Negara maju harus memehuni komitmennya dan kita juga harus dapat menarik sektor swasta untuk membantu pendanaan dan pembangunan di negara-negara pascakonflik," ujar dia.

Dengan mengangkat tema Peran Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular untuk Meningkatkan Kapasitas dalam Mendukung pembangunan pasca Perdamaian, Indonesia telah memberi contoh sumber pendanaan inovatif dalam bantuan bagi negara-negara pascakonflik.

"Indonesia senantiasa siap untuk memberikan bantuan melalui kerja sama selatan-selatan dan triangular, khususnya untuk program-program unggulan yang selama ini telah berhasil mendukung pembangunan di negara-negara pascakonflik," ucap Menlu Retno.

Selama 2016, Indonesia telah memberikan bantuan pembangunan kapasitas kepada lebih dari 40 orang dari sejumlah negara. Sementara dalam kerangka kerja sama Triangular, Indonesia telah melaksanakan program pembangunan kapasitas untuk lebih dari 30 negara sejak 2011.

Selain itu, Pemerintah RI pada 2018 telah merencanakan sejumlah program bantuan untuk lebih dari 20 negara dan penguatan kemitraan dengan Afrika melalui Forum Indonesia-Afrika pada April 2018.

(T.Y012/B012)

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017