Tadinya jalan gorong-gorongnya berbentuk L, dibikin miring sehingga aspalnya harus dibongkar dengan teknik khusus sebulan juga selesai."
Bandung (ANTARA News) - Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, mengimbau masyarakat serta wisatawan untuk menghindari kawasan Jalan Pasteur untuk sementara waktu, karena adanya perbaikan atau revitalisasi gorong-gorong aliran sungai Citepus.

"Oleh karena itu kepada warga Bandung hindari Jalan Pasteur. Kepada wisatawan jangan masuk lewat gerbang Pasteur dulu sampai pertengahan Oktober," ujar Ridwan Kamil di Bandung, Selasa.

Ia meminta wisatawan maupun masyarakat Bandung untuk memaksimalkan empat gerbang tol lainnya yakni Tol Mohammad Toha, Tol Pasir Koja, Tol Kopo, atau Tol Buah Batu, hingga pengerjaan drainase selesai.

Hal itu semata-mata untuk menghindari kemacetan akibat perbaikan sistem drainase, yang hampir memakan setengah badan jalan.

"Contoh, mereka yang ingin ke alun-alun seperti saya selalu menggunakan pintu Mohammad Toha," kata dia.

Dikatakan Emil, revitalisasi ini sepenuhnya dikerjakan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk meminimalisir banjir yang sering melanda kawasan tersebut.

Pengerjaan oleh PUPR, karena jalur tersebut merupakan jalan nasional. Sehingga sesuai regulasi, Pemkot tidak diperkenankan untuk melakukan pekerjaan terhadap jalan itu.

"Jadi itu proyek pusat atas usulan dan koordinasi dari kita (pemerintah kota)," ujar Emil.

Ia berharap dengan perbaikan drainase ini, kawasan tersebut tidak kembali dilanda banjir seperti pada kasus sebelumnya pada tahun 2016 yang hampir menghanyutkan mobil.

"Tadinya jalan gorong-gorongnya berbentuk L, dibikin miring sehingga aspalnya harus dibongkar dengan teknik khusus sebulan juga selesai," kata dia.

Pengerjaan yang sudah dimulai sejak tanggal 17 September 2017 ini sudah masuk dalam tahap pembongkaran aspal. Akibat pengerjaan ini, arus lalu lintas dari kawasan jembatan layang Pasopati menuju gerbang tol Pasteur dilanda kemacetan.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017