Jakarta (Antara) - Semangat Indonesia Hebat tercermin dari sinergi BUMN Perhotelan, Hotel Indonesia Group (HIG), dalam upaya merevitalisasi hotel-hotel yang dimilikinya dan mengembangkan jaringan bisnis di seluruh Nusantara agar memiliki standarisasi pelayanan yang prima dan paripurna bagi konsumen. 

"Ada banyak BUMN yang ternyata mengembangkan bisnis perhotelan di luar 'core-business'-nya. Untuk itu, hotel-hotel milik BUMN tersebut kita gabungkan ke dalam jaringan kami agar memiliki standarisasi produk dan servis yang khas Indonesia namun bertaraf internasional," kata Presiden Direktur Hotel Indonesia Natour (Persero) Iswandi Said di Jakarta Rabu.

Kepada Antara yang menemuinya di sela pameran Indonesia Business Development (IBD) Expo 2017 yang berlangsung di Hall B Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta itu, Iswandi mengatakan HIG akan terus berupaya menciptakan standarisasi produk dan pelayanan keramahatamahan khas Indonesia namun bertaraf internasional.

Dengan bergabungnya beberapa hotel milik BUMN tersebut ke dalam HIG, ada 46 hotel yang sudah masuk dalam jejaring termasuk Jakarta Tourisindo, hotel milik BUMD Jakarta yang salah satu produknya adalah Hotel Grand Cempaka, katanya. 

Di antara 46 hotel tersebut sudah termasuk sembilan hotel milik Pegadaian. "Sebelum BUMD bergabung, kami memiliki anggota 26 hotel yang berasal dari Hotel Indonesia Natour, Patra Jasa, Hotel Aerowisata dan Hotel Pesonna," katanya. 

Iswandi lebih lanjut mengatakan jumlah hotel yang masuk dalam jaringan HIG yang tersebar dari Sabang hingga Merauke itu diharapkan terus meningkat hingga mencapai 100 unit di Indonesia. 

Namun dia menekankan bahwa tidak semua hotel baru akan dibangun melalui proyek revitalisasia tersebut sebab ada beberapa bangunan hotel yang memiliki standar "heritage" atau warisan sejarah yang tidak boleh diubah bentuk bangunan aslinya terutama di bagian depan. 

Bagi bangunan hotel yang masuk kategori "heritage" ini, yang perlu direvitaliasi adalah bagian interiornya saja dan pelayanananya. "Hotel heritage tersebut merupakan aset  negara yang harus dijaga dengan baik seperti Inna Bali Heritage dan Grand Inna Malioboro," katanya. 

Menurut Iswandi, proyek revitalisasi hotel milik BUMN memiliki peran penting dalam rangka meningkatkan ciri khas dan kearifan lokal sehingga mampu menghadapi gempuran kompetisi dari jaringan hotel internasional milik Accor Group.

"Kita ingin mengubah bentuk pelayanan menjadi berstandar internasional sehingga mampu bersaing dengan jaringan hotel lain melalui penguatan pada identitas budaya lokal seperti jika ingin mencari gudeg terbaik tentunya bisa ditemukan di hotel kita. Rendang terbaik bisa ditemukan di hotel kita," katanya. 

Demi mencapai cita-cita tersebut, HIG tak segan-segan menyediakan investasi yang besar untuk membangun homestay-homestay dan hotel-hotel berbintang satu, dua, tiga, empat, dan lima, katanya. 

Namun dia belum dapat menyampaikan total nilai investasi yang sudah disiapkan karena masih dihitung, termasuk keperluan untuk membangun kembali Grand Inna Bali seluas 46 hektar yang nantinya diharapkan dapat menyedot lebih banyak wisatawan mancanegara untuk menginap di hotel tersebut.

Pewarta: Ali Imron Hamid
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017