Dia memang sengaja membuat gaduh dalam rangka eksistensinya. Kalau ada polisi yang lengah, dia serang kemudian dia mau ambil senjatanya memang ada kaitannya juga karena Presiden hadir di situ dalam Festival Keraton."
Jakarta (ANTARA News) - Penyidik Densus 88 Antiteror Bareskrim Polri menyebutkan terduga teroris IM yang ditangkap di Cirebon, Jawa Barat, masuk pada Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan berbaiat kepada ISIS pimpinan Abu Bakar Al Baghdadi.

"Dari hasil pemeriksaan, dia berada dalam JAD, berbaiat pada ISIS pimpinan Al Baghdadi," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol Rikwanto di Jakarta, Rabu.

Saat ini Polri mendalami sejumlah pihak yang pernah menemui IM dalam setahun terakhir termasuk tokoh JAD.

"Kami sedang telusuri dia pernah ketemu tokoh-tokoh JAD siapa saja. Infonya, dia setahun terakhir ini berubah," ujar Rikwanto.

Menurut Rikwanto, motif IM merencanakan serangan teror diperkirakan hanya untuk menunjukkan eksistensi.

"Dia memang sengaja membuat gaduh dalam rangka eksistensinya. Kalau ada polisi yang lengah, dia serang kemudian dia mau ambil senjatanya memang ada kaitannya juga karena Presiden hadir di situ dalam Festival Keraton," ungkap Rikwanto.

Saat penangkapan IM turut ditemukan senjata dan buku-buku berisi ajaran radikal.

Dari keterangan masyarakat sekitar, diketahui bahwa IM kerap mengikuti pengajian dengan kelompoknya secara tertutup. Meski demikian, Polri belum mengetahui pihak yang menanamkan pemahaman radikal kepada IM.

IM ditangkap di dekat Bandara Cakrabhuwana, Kota Cirebon, Jawa Barat pada Senin (18/9).

Dari hasil pemeriksaan sementara, IM diketahui kelahiran Majalengka 22 Januari 1986 dan beralamat di Desa Burujul Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Majalengka.

Penangkapan terhadap IM merupakan upaya penyelidikan yang dilakukan Densus 88 dalam rangka mengamankan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Cirebon, selanjutnya petugas mencurigai pergerakan IM yang membawa tas di kawasan bandara.

Pewarta: Taufik Ridwan dan Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017