Seni ramal meramal nasib, banyak ditemui di mana-mana, tetapi seni membaca pikiran alam bawah sadar seseorang hingga kini langka. Untuk membaca pikiran alam bawah sadar seseorang bisa dilakukan peramal dengan menggunakan kartu tarot yang berisi 78 lembar melalui imajinasi, interpretasi serta asosiasi ide yang bisa merangsang pemikiran pola kehidupan masa kini dan masa datang. Seni meramal melalui tarot berkembang ada sejak abad ke-12, terutama di daratan Eropa, dan hingga kini menjadi komoditas logis sebagian masyarakat di benua tersebut sebagai tanda bagi manusia dari beragam keyakinan untuk mendapatkan jawaban dan dapat dipahami saat tersandung masalah. Informasi dari antologi tarot Padepokan Masyarakat Tarot Indonesia, bahkan menyebutkan umur ramalan dengan kartu tarot sudah lahir semenjak masa Nabi Musa yang dikenal secara lisan dan berkembang di lingkungan bangsa Ibrani, kemudian berproses dalam kurun waktu sangat panjang dan dikenal sebagai Ilmu Qaballa. Di kalangan pebisnis di Amerika mengakui dan merasa perlu mengembangkan seni ini sebagai bagian usaha industri yang mengungkap misteri gaib dan hubungan sebab akibat. Sedangkan seni tarot di Indonesia, masih berkisar pada kalangan tertentu dan terbatas karena adanya sikap malu-malu atau menganggapnya tidak ilmiah. Dalam upaya mengapresiasi seni tarot di Indonesia, Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada paranormal Hisyam A Fachri atas pemecahan rekor permainan seni tarot bersama 61 orang selama 12 jam 15 menit nonstop pada 30 Mei 2007 sejak pukul 08:30 WIB. Hisyam adalah Ketua Dewan Pengurus Daerah Forum Komunikasi Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia (PPAI), Ketua Asosiasi Hipnose dan Hipnoterapi Indonesia, Ketua Asosiasi Metafisika Indonesia, dan Ketua Padepokan Masyarakat Tarot Indonesia. Ia pernah mengisi program acara "Dunia Lain" (Trans TV), "Tumis Majun" (SCTV), "Kismis" (RCTI), "Alamaak" (Indosiar), "Bussyeet" (Trans 7), "Percaya Nggak Percaya" (ANTV), "Pesugihan" (TPI), "Pa`Gura" (Makassar TV 2004-2005), dan "Bawah Sadar" (Jogja TV 2005-2007). Hisyam memperoleh penghargaan sebagai Pemerhati Budaya Spiritual (1997) dari Gubernur Jateng dan penghargaan sebagai Insan Bhakti Husada dari Taman Mini Indonesia Indah. Dengan menggunakan tarot jenis "The Rider White" (Belanda), Ibis Tarot (Mesir), dan Tarot Wayang (Indonesia), Hisyam mempersilakan pengunjung mengocok kartu yang disediakan, kemudian kartu ditata berbentuk persegi secara tertutup, dan satu persatu dibalik serta dibaca. Kartu pertama memberikan indikasi apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan, sedangkan kartu selanjutnya menandakan perjalanan hidup dan sebab akibat, sementara kartu terakhir merupakan jawaban apa yang terjadi pada masa mendatang. "Untuk membaca kartu-kartu tarot memang tidak mudah, dibutuhkan kesabaran dan keahlian khusus," kata Hisyam. Dalam bahan tertulis yang dikirimkan kepada ANTARA News, Hisyam menyatakan, kartu baru bisa terbaca setelah satu kartu bertemu dengan kartu lainnya. Hisyam pun dapat meramal untuk seluruh pengunjung itu, tak lupa memberikan doa agar apa yang menjadi kerisauan pikiran dalam diri pengunjung, bisa berkurang serta mengetahui apa yang harus dilakukan ke depan, setelah pengunjung mengambil kartu arcana minor. Di kalangan teman-teman seprofesinya, Hisyam dikenal sebagai "dewa tarot" karena kepiawaiannya membaca suasana hati pikiran orang lain dan kemampuannya memberikan solusi dari apa yang ada di atas fakta. General Manager MURI Paulus Pangka pun terkesan atas keahlian Hisyam yang piawai membaca pikiran orang dan mampu memberikan solusi dengan pendekatan spiritual atas kebesaran Tuhan. Selain Hisyam, ahli tarot yang dikenal adalah Ani Sekarningsih yang memperoleh pengakuan tertinggi dari "Tarot Certification Board Divison" dari Asosiasi Tarot AS dan merupakan grandmaster tarot pertama di Indonesia. Jalan utama hidup Tarot berarti "jalan utama hidup". Bangsa Mesir menyebutnya sebagai jalan bangsawan, bahasa Sanskrit menyebutkan roda hidup, sementara bahasa Arab menyebutnya sebagai "turuq" atau empat jalan, sebagaimana yang tergambar dari empat rupa gambar yang terdapat di arkana penunjang. Dalam Islam, lebih dikenal dengan kata "tarekat", dan tak heran dalam salah satu ujian akhir seorang penganut suatu paguyuban tarekat Islam menggunakan pengetahuan tarot sebagai batu uji pendalaman tingkat karomahnya, tingkat pencerahannya. "Tarot sebagai alat mediator mampu mengungkap secercah rahasia di luar ruang dan waktu," kata Hisyam. Seni tarot tidak beda seperti menggunakan sebuah kunci untuk membuka pintu suasana hati. Kartu tarot tidak mengandung unsur-unsur kegaiban yang membawa mukjizat atau jalan pintas untuk mencapai tujuan akhir yang menyenangkan nafsu manusia. Tarot juga bukan sarana menolak, apalagi memusuhi suatu keadaan yang tidak disukai, melainkan dipandu untuk menciptakan keselarasan dengan kondisi apapun tanpa harus menipu diri sendiri. "Justru tarot merupakan sarana pelatihan sekaligus pengawasan guna mewaspadai hidup supaya tetap teguh dan berani menghadapinya," kata Hisyam. Hingga saat ini, kartu tarot tersedia dalam beragam ukuran dan disain, antara lain dari US Games System Inc yang menerbitkan banyak macam tarot berdasarkan cerita legenda atau adat kebiasaan kehidupan pengembara gipsy, bangsa Indian, filosofi Mesir, Cina, India, dan tokoh legendaris kerajaan Inggris. Liewellyn Publications menerbitkan kartu tarot dengan latar belakang budaya Afrika serta cerita legendaris bangsa Skotlandia, dan beberapa jenis kartu tarot dari berbagai negara seperti Tarot Classics, Ibis Tarot, The Rider White, Tavaglione Tarot, I Ching Cards, Tarot in Love, dan Psychology Tarot. Mau bermain tarot? (*)

Oleh Oleh Budi Setiawanto
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007