Kuala Lumpur (ANTARA News) - Jabatan Imigrasi Malaysia (JIM) dengan tegas menyatakan tidak berkompromi dan akan menolak kedatangan peserta pertemuan gay di Kuala Lumpur, Malaysia.

Ketua Pengarah Imigrasi Malaysia, Datuk Seri Haji Mustafar Haji Ali mengemukakan hal itu di Kuala Lumpur, Jumat.

"Kami tidak akan sesekali membenarkan kedatangan individu atau kelompok yang mencoba membawa budaya dan gejala yang tidak sehat dan membawa unsur-unsur negatif ke dalam negara. Ini termasuk Pesta Gay yang direncanakan," katanya.

Mustafar mengemukakan hal itu ketika dihubungi untuk mendapatkan tanggapan sehubungan pernyataaan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi.

Ahmad Zahid mengatakan dirinya telah mendapat laporan dari Markas Polisi Diraja Malaysia (PDRM) Bukit Aman sehubungan dengan pengajuan acara tersebut dan meminta polisi untuk bertindak sewajarnya.

Zahid juga telah mengarahkan Jabatan Imigrasi untuk bertindak tegas dengan tidak mengeluarkan visa atau persetujuan memasuki negara ini terhadap rakyat asing yang ingin menghadiri acara yang memalukan negara tersebut.

"Kita sedang meneliti nama-nama individu yang terkait dan akan membuat mereka dalam kategori not to land (tidak dibenarkan masuk di pintu masuk Malaysia), katanya.

Dia mengatakan pemerintah amat prihatin terkait laporan polisi dan kebimbangan LSM serta badan politik atas pengumuman acara tersebut.

"Apa yang dirancang mereka ini adalah sesuatu yang di luar perlakuan manusia normal walaupun atas alasan kebebasan hak asasi manusia," katanya.

Sebagai Menteri Dalam Negeri, ujar dia, pihaknya telah mengarahkan PDRM dan Jabatan Imigrasi supaya memantau dengan terperinci agar "White Party" ini tidak dilakukan di negara kita dan di mana-mana tempat sekali pun, sama secara terbuka atau tertutup.

"Ini adalah komitmen saya yang ingin saya nyatakan kepada seluruh rakyat Malaysia," kata Ahmad Zahid.

Ia telah mengarahkan imigrasi agar semua pegawai di pintu masuk negara itu untuk mengambil tindakan dengan tegas dan sewajarnya atas hal tersebut.

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017