Jakarta (ANTARA News) - Nahdlatul Ulama (NU) akan menggelar Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar pada tanggal 23-25 November 2017 di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Presiden Joko Widodo dijadwalkan membuka Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2017 pada 23 November 2017 pukul 13.00 WIB di Islamic Center Kota Mataram.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam peluncuran Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Jakarta, Jumat malam, mengatakan forum permusyawaratan di bawah muktamar itu membicarakan masalah-masalah keagamaan menyangkut kehidupan umat dan bangsa.

"Munas Alim Ulama dan Konbes NU didesain untuk menghasilkan keputusan-keputusan strategis dan fundamental bagi kemaslahatan umat, bagi keutuhan bangsa dan negara ini," kata Said Aqil.

Munas Alim Ulama & Konbes NU 2017 diselenggarakan di tiga pesantren, yakni Pondok Pesantren Darul Falah dan Pondok Pesantren Nurul Islam di Mataram, serta Pondok Pesantren Darul Quran di Lombok Barat.

Beberapa isu yang dibahas antara lain terkait investasi dana haji untuk proyek infrastruktur dan terkait penggunaan frekuensi untuk kepentingan pribadi atau kelompok.

Munas juga membahas ujaran kebencian dalam berdakwah. Said Aqil mengatakan di era digital saat ini ujaran kebencian dan banyak konten negatif lainnya begitu mudah direproduksi oleh masyarakat.

"Implikasinya ujaran kebencian kadang masuk juga di panggung-panggung dakwah," kata Said Aqil.

Munas juga akan menyoroti RUU Antiterorisme yang hingga kini belum selesai pembahasannya di DPR, padahal sudah sering didiskusikan bahwa UU Antiterorisme yang ada saat ini belum dapat secara efektif menyikapi ancaman terorisme.

"Padahal berbagai indikasi dan ancaman terorisme sudah bisa dideteksi jauh hari. Aturan undang-undang seringkali membatasi gerak langkah aparat untuk melakukan pencegahan dini," kata Said Aqil.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017